KOMPAS.com – Kisah Paidi, mantan pemulung yang sukses menjadi miliader dari berbisnis tanaman porang, kembali mencuat.
Nama dan perjalanan bisnisnya menginspirasi setelah Paididiundang ke salah satu stasiun TV swasta untuk berbagi cerita.
Paidi merupakan pemuda asal Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
Setelah kisahnya viral, banyak yang berdatangan ke tempat Paidi baik dari Sumatera, Lampung, Medan, serta berbagai daerah lain.
Dalam berbagai kesempatan, Paidi menyampaikan mimpinya menjadi ikon petani di Indonesia karena tanaman porang hanya bisa tumbuh di Indonesia, Thailand, Myanmar dan Vietnam.
Apa itu tanaman porang dan apa keistimewaan tanaman ini?
Melansir dari situs web Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, tanaman porang (Amorphophallus Oncophyllus) merupakan tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai karena baunya yang tidak sedap.
Porang sudah dikenal sejak lama. Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat di sekitar hutan dipaksa untuk mendapatkan porang sebagai bahan pangan dan industri mereka.
Di beberapa daerah, porang dikenal dengan nama iles-iles, iles kuning acung atau acoan.
Sekilas, tanaman porang mirip dengan suweg (Amorphophallus Campanulatus), iles-iles putih (Amorphophallus Spp), dan walur (Amorphophallus variabilis).
Porang memiliki ciri morfologi:
Tanaman porang seperti halnya dengan tanaman umbi-umbi lain juga mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan.
Karbohidrat merupakan komponen penting dari umbi porang yang terdiri atas pati, glucomannan serat kasar dan gula reduksi.
Jika dibandingkan dengan tanaman kerabatnya yang lain, kandungan glukomanan pada porang lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Porang juga mengandung kristal kalsium oksalat, berbentuk jarum, inilah yang menyebabkan lidah dan tenggorokan terasa gatal dan panas saat mengonsumsinya.
Baca juga: Warganya Jadi Miliarder Berkat Porang, Desa Ini Dirikan Pusat Studi Porang Indonesia (2)