Pada hari yang sama, rekan pelaku Terry Nichols, menyerahkan diri di Herington, Kansas, setelah mengetahui bahwa polisi sedang mencarinya.
Kedua pria itu merupakan anggota kelompok penyintas sayap kanan radikal yang berbasis di Michigan. Keduanya didakwa atas tudukan pembunuhan dan konspirasi.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Sirkuit Sentul Gelar MotoGP, Diikuti Valentino Rossi di Kelas 125cc
Saat masih remaja, McVeigh tertarik dengan senjata dan mengasah keterampilan bertahan hidup yang dia yakini akan diperlukan jika terjadi bentrokan Perang Dingin dengan Uni Soviet.
Setelah sekolah menengah, dia mendaftar di Angkatan Darat AS dan terbukti sebagai tentara yang disiplin dan teliti.
Selama waktu inilah dia berteman dengan Terry Nichols, yang usianya 13 tahun lebih tua darinya.
Pada awal 1991, McVeigh bertugas di medan perang Teluk Persia dan dianugerahi beberapa medali untuk misi tempur singkat.
Namun, dia diberhentikan dari angkatan darat pada akhir tahun karena perampingan militer AS yang terjadi setelah runtuhnya Uni Soviet.
Dampak dari perang dingin, McVeigh pun mengubah ideologinya dari kebencian terhadap pemerintah komunis asing menjadi kecurigaan terhadap pemerintah federal AS.
Pada 2 Juni 1997, McVeigh didakwa atas 15 tuduhan pembunuhan dan konspirasi.
Pada 14 Agustus, di bawah rekomendasi juri dengan suara bulat, ia dijatuhi hukuman mati dengan suntikan mematikan.
Sedangkan rekannya, Nichols dinyatakan bersalah atas satu tuduhan konspirasi dan 8 tuduhan pembunuhan yang tidak disengaja. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Pada Desember 2000, McVeigh meminta hakim federal untuk menghentikan semua banding atas hukumannya dan menetapkan tanggal eksekusi. Hakim Federal Richard Matsch mengabulkan permintaan tersebut.
Pada 11 Juni 2001, saat usia McVeigh 33 tahun, ia meninggal karena suntik mati di penjara AS Terre Haute, Indiana.
Dia adalah tahanan federal pertama yang dihukum mati sejak 1963.
Melansir AP News, 17 April 2020, teror bom ini meyisakan kesedihan bagi warga Oklahoma.