Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Harian Covid-19 di India Tembus 260.000 Kasus, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 18/04/2021, 16:31 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dikutip dari livemint.com, varian baru, yang disebut mutasi ganda, diperkirakan menjadi pemicu gelombang baru infeksi di India, yang mendorong negara ini berada di posisi kedua dengan kasus terbanyak di dunia.

Baca juga: Jumlah Formasi dan Jadwal Seleksi CPNS dan PPPK Non-guru 2021

Berikut ini negara bagian dengan peningkatan kasus baru setiap harinya: 

  1. Maharashtra,
  2. Chhattisgarh,
  3. Uttar Pradesh,
  4. Karnataka,
  5. Haryana,
  6. Rajasthan,
  7. Punjab,
  8. Kerala,
  9. Delhi,
  10. Tamil Nadu,
  11. Madhya Pradesh,
  12. Gujarat,
  13. Telangana,
  14. Uttarakhand,
  15. Andhra Prades,
  16. Benggala Barat.

Maharashtra telah melaporkan kasus baru harian tertinggi dengan 63.729 kasus, diikuti Uttar Pradesh dengan 27.360 kasus baru dan Delhi dengan 19.486 infeksi baru.

Baca juga: Simak, Ini Jadwal Pencairan THR PNS 2021 dan Jumlah Besarannya

Tes sampel

Dewan Penelitian Medis India (ICMR) menuturkan, India saat ini telah menguji 266.538.416 sampel untuk Covid-19. Dari jumlah ini, sebanyak 15.666.494 sampel diuji pada Sabtu (17/4/2021).

Adapun sebanyak 122.622.590 orang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19, yang mulai diluncurkan sejak 16 Januari lalu.

Disebutkan bahwa penambahan kasus yang signifikan, membuat setidaknya 11 negara bagian, termasuk Delhi, mengajukan permintaan penambahan pasokan tabung oksigen, dosis vaksin, dan remdesivir.

Perdana Menteri Narendra Modi menuturkan, perlu diambil langkah untuk meningkatkan ketersediaan tempat tidur rumah sakit bagi pasien Covid-19.

Baca juga: Belajar dari Tsunami Kasus Covid-19 di India: Terlena Pangkal Petaka

Positif rate

Melansir Financial Express, positif rate di India meningkat dari 24 persen menjadi 30 persen dalam satu hari terakhir.

Dilaporkan tersisa kurang dari 100 tempat tidur ICU dan terjadi kekurangan oksigen.

Di tengah peningkatan tajam kasus baru virus corona, pemerintah didesak mengumumkan keadaan darurat kesehatan nasional.

Tingkat positif yang tinggi ini memperkuat kemungkinan bahwa virus telah menyebar lebih cepat selama beberapa bulan terakhir, dan menginfeksi lebih banyak orang dibandingkan tahun lalu.

The Indian Express melaporkan, tingkat positif selama gelombang pertama mencapai puncaknya pada minggu terakhir bulan Juli tahun lalu, dan terus menurun bahkan saat kasus positif terus meningkat di bulan Agustus dan September.

Baca juga: Gejala Terbaru Covid-19 yang Perlu Diwaspadai: Mulut Kering dan Gangguan Pendengaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada 'Bumi Manusia'

Kemendikbud Rekomendasikan 177 Karya Sastra di Sekolah, Ada "Bumi Manusia"

Tren
Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Hasil Tes Online 1 Rekrutmen BUMN Diumumkan 22 Mei 2024, Klik rekrutmenbersama2024.fhcibumn.id

Tren
UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

UKT Semakin Mahal dan Janji Prabowo Gratiskan Biaya Kuliah di Kampus Negeri

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Minum Madu Campur Lemon

Tren
Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Catat, Ini 4 Suplemen yang Bisa Sebabkan Kepala Pusing

Tren
Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Cerita Ed Dwight, Butuh 60 Tahun Sebelum Wujudkan Mimpi Terbang ke Luar Angkasa

Tren
Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Kisah Bocah 7 Tahun di Nepal Tak Sengaja Telan Pensil Sepanjang 10 Cm

Tren
Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang 'Jaka Sembung'

Lulusan SMK Sumbang Pengangguran Terbanyak, Menaker: Selama Ini Memang "Jaka Sembung"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com