Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Waspadai Serangan Laba-laba Mematikan Atrax Robustus

Kompas.com - 25/03/2021, 14:32 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taman Reptil Australia pada Rabu (24/3/2021) memperingatkan adanya laba-laba paling berbisa di dunia yang dapat menyerbu Sydney setelah hujan lebat dan banjir.

Sebab, laba-laba berjenis atrax robustus itu dapat berlindung di rumah warga saat mereka menghindari banjir.

Hujan deras tanpa henti menyebabkan banjir besar di negara bagian New South Wales, dengan bagian pinggiran Sydney masih terendam banjir.

"Cuaca hangat yang akan datang dan tingkat kelembapan yang tinggi adalah badai sempurna untuk laba-laba itu," kata Direktur Taman, Tim Faulkner dikutip dari AFP, Rabu (24/3/2021).

"Dengan banjir luar biasa yang kami alami di seluruh wilayah Greater Sydney, mereka telah dipaksa keluar dari habitat mereka dan mencari perlindungan di daerah yang lebih kering," lanjut dia.

Faulkner mengatakan, laba-laba itu akan segera menemukan jalan ke rumah hunian.

Gambar ribuan laba-laba yang melarikan diri dari air banjir telah menjadi viral di media sosial dalam beberapa hari terakhir.

Terlihat hewan berkaki delapan itu mengerumuni pagar dan bangunan.

Laba-laba berjenis atrax robustus ditakuti karena racunnya yang mematikan, dengan 13 kematian yang tercatat akibat gigitannya.

Namun, diyakini belum ada laporan kematian yang dilaporkan akibat gigitan laba-laba itu sejak program anti racun diperkenalkan pada awal 1980-an.

Taman Reptil Australia yang memasok antivenom, telah mendorong orang-orang untuk menangkap dan mengirimkan laba-laba jaring corong pengembara ke fasilitas pengumpulan yang ditunjuk.

Baca juga: Mengapa Laba-Laba Betina Memangsa Pejantan Setelah Kawin?

Atrax robustus

Mengutip Animaldiversity.org, laba-laba tersebut cenderung hidup di selokan yang subur, di bawah bebatuan, dan kayu yang tumbang.

Mereka juga hidup di tanah lembab di bawah rumah, celah-celah di bebatuan taman, dan tumpukan kompos.

Dengan warna biru kehitaman, laba-laba itu memiliki taring besar dan kantung racun.

Laba-laba ini merupakan hewan soliter atau menyendiri.

Laba-laba betina cenderung tinggal di lokasi yang sama kecuali saat dipaksa keluar karena banjir.

Sementara, laba-laba jantan cenderung berkeliaran mencari jodoh setelah mencapai kematangan seksual.

Makanan laba-laba atrax robustus terdiri dari kumbang, kecoak, larva serangga, siput darat asli, kaki seribu, dan terkadang katak serta vertebrata kecil lainnya.

Para mangsa biasanya diambil di jaring mereka yang seluruhnya terbuat dari sutra kering.

Seringkali, serangga mendarat di jaring dan terperangkap, karena kesulitan bergerak.

Baca juga: 5 Hewan dengan Jam Tidur Terlama, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Starlink Indonesia: Kecepatan, Harga Paket, dan Cara Langganan

Tren
AS Hapuskan 'Student Loan' 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

AS Hapuskan "Student Loan" 160.000 Mahasiswa Senilai Rp 123 Triliun

Tren
Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Apakah Setelah Pindah Faskes, BPJS Kesehatan Bisa Langsung Digunakan?

Tren
Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Apakah Gerbong Commuter Line Bisa Dipesan untuk Rombongan?

Tren
Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Kapan Tes Online Tahap 2 Rekrutmen BUMN 2024? Berikut Jadwal, Kisi-kisi, dan Syarat Lulusnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com