Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Varian Corona B.1.1.7, Tak Mematikan Bukan Berarti Tak Sebabkan Kematian

Kompas.com - 09/03/2021, 10:46 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 dengan varian virus corona B.1.1.7 telah terkonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2021.

Sejumlah studi menyatakan, varian B.1.1.7 ini memang lebih cepat menular, tetapi tidak lebih mematikan.

Hal itu juga disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Permadi dalam menanggapi munculnya varian B.1.1.7 di Indonesia.

"Sekali lagi virus ini bisa menular kepada siapa pun, kecepatan (penularan) mutasi ini tentu tidak menyebabkan kondisi pasien menjadi berat," kata Oscar, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (5/2/2021).

Menanggapi ditemukannya varian baru ini di Indonesia, Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan, ada yang perlu dipahami pemerintah dan masyarakat dalam mengartikan 'tidak lebih mematikan' dari sebuah virus.

"Tidak lebih mematikan dengan menambah kematian, itu dua hal yang berbeda," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (8/3/2021).

Baca juga: Daftar Negara yang Konfirmasi Varian Baru Virus Corona B.1.1.7

Yang perlu dipahami

Seperti diketahui, varian virus yang pertama kali terdeteksi di Inggris ini ditetapkan sebagai VUI 202012/01 atau B.1.1.7.

Mengutip sebuah studi dari ScienceMag, organisasi yang menerbitkan jurnal kolaborasi para ilmuwan, hingga 15 Februari 2021, varian B.1.1.7 telah dilaporkan oleh 82 negara dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan.

Dalam menghadapi varian virus yang muncul ini, Dicky mengingatkan, vaksinasi bukan satu-satunya jalan keluar dalam upaya mengatasi pandemi.

"Jangan terlalu fokus pada vaksin, karena ingat ya walaupun B.1.1.7 tidak lebih membuat parah, tidak lebih mematikan, itu beda ya," kata Dicky.

Pernyataan mengenai tidak lebih mematikan, bukan berarti tidak menambah jumlah kasus kematian.

Dicky menjelaskan, hal ini berkaitan erat dengan tingkat penularan. 

"Jadi kalau misalkan suatu penyakit itu lebih cepat menular 50 persen saja, berarti lebih banyak kasus infeksi baik ringan sedang maupun parah," kata Dicky.

Dari studi ScienceMag, jika wilayah tertentu memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi karena tingginya interaksi sosial, maka varian yang lebih cepat menyebar akan semakin umum.

Baca juga: Termasuk B.1.1.7, Ini 3 Mutasi Baru Virus Corona yang Teridentifikasi

Mutasi virus corona B.1.1.7 ini diketahui lebih cepat menular hingga 70 persen dibandingkan dengan varian awal SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan, China. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com