Asal muasal riasan unik ini bermula pada Periode Heian (794 hingga 1185 M), di mana budaya China masih sangat berpengaruh di Jepang.
Salah satunya di bidang kecantikan. Pekerja seks di China memakai riasan putih tebal agar terlihat lebih baik dalam cahaya, terutama jika mereka tampil atau menghibur bangsawan.
Sebagian besar kerja mereka dilakukan pada malam hari. Pencahayaan zaman dahulu tidak sebagus sekarang. Hanya ada api dan cahaya dari lilin.
Pekerja seks China dan Geisha memakai riasan putih untuk menciptakan tampilan porselen, agar ekspresi wajah lebih menonjol yang bisa terlihat jelas. Sangat penting bagi wajah mereka untuk terlihat dan dikenali.
Praktik ini dapat dikatakan tidak lagi relevan untuk zaman sekarang, di mana sumber cahaya melimpah dari lampu dan kecanggihan teknologi lainnya.
Akan tetapi, Geisha modern masih melanjutkan tradisi ini, disertai dengan aspek tradisional penampilan Geisha, seperti kimono dan aksesoris lainnya.
Ada langkah atau tata cara dalam menggunakan riasan Geisha.
Mai-ko.com, situs yang menyoroti budaya dan seni di Jepang, merangkum cara berdandan ala Geisha, meliputi:
Khusus Maiko tahun pertama (kecuali distrik Pontocho), warna merah hanya dapat diaplikasikan pada bibir bawah.
Untuk Maiko dan Geiko lainnya, kedua lapisan bibir dicat. Bibir dicat lebih kecil dari yang sebenarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.