Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Penderita Demensia Dua Kali Lebih Berisiko Terinfeksi Covid-19

Kompas.com - 11/02/2021, 14:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasien dengan demensia berisiko lebih tinggi terinfeksi virus corona Covid-19 dan lebih cenderung memiliki hasil yang lebih buruk.

Melansir Forbes, Selasa (9/2/2021), hal itu berdasarkan studi yang dipimpin oleh peneliti di Case Western Reserve University.

Para peneliti meninjau catatan kesehatan elektronik dari 61,9 juta orang dewasa di Amerika Serikat dan menemukan bahwa penderita demensia memiliki risiko tertular Covid-19 dua kali lebih tinggi dibanding dengan populasi umum.

Risikonya bahkan lebih besar lagi untuk orang Afrika-Amerika dengan demensia, yang ditemukan hampir tiga kali lebih mungkin untuk terinfeksi Covid-19.

Kondisinya bisa memburuk

Temuan lainnya adalah bahwa para pasien demensia yang tertular virus ini memiliki hasil yang jauh lebih buruk dalam hal perawatan dan kematian daripada mereka yang tertular Covid-19 tetapi tidak menderita demensia.

Sebanyak lebih dari 20 persen pasien dengan demensia meninggal ketika mereka tertular virus dibandingkan dengan lebih dari 5 persen orang tanpa demensia.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia: The Journal of Alzheimer's Association itu juga menemukan bahwa jenis demensia tertentu memiliki risiko lebih besar daripada yang lain.

Misalnya, pasien dengan demensia vaskular memiliki risiko tertinggi (dengan kemungkinan lebih dari tiga kali lebih tinggi) diikuti oleh pasien dengan demensia presenile, senile dementia, penyakit Alzheimer, dan demensia pasca trauma.

Risiko dirawat dan meninggal

Melansir Daily Mail, (9/2/2021), orang dengan demensia lebih berisiko 2,6 kali dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dan 4,4 kali lebih mungkin meninggal karenanya daripada selain penderita demensia.

Demensia menggandakan risiko tertular virus corona dan kombinasi demensia serta faktor lain seperti tinggal di panti jompo melipatgandakan risikonya.

Penyebabnya

Orang dengan demensia menghadapi sejumlah faktor risiko yang sederhana namun mendalam, yakni mereka cenderung tidak ingat untuk memakai masker dengan benar, atau sama sekali tidak memakai.

Mereka umumnya tinggal di panti jompo dan sangat bergantung pada pengasuh dalam kontak dekat.

"Hasil kami menekankan betapa pentingnya melindungi mereka yang menderita demensia dari tertular SARS-CoV2, karena mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah daripada mereka yang tidak menderita demensia," kata co-author penelitian Pamela Davis.

Selain itu, studi itu juga menyoroti pentingnya segera memvaksinasi kelompok ini yang berisiko meninggal pada jika terinfeksi Covid-19 parah.

Perlu peneiltian lanjutan

Namun, lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan mengapa orang dengan demensia atau Alzheimer lebih mungkin tertular Covid-19 dan memiliki hasil yang lebih buruk.

Tetapi para peneliti dan ahli lain menyarankan bahwa salah satu alasannya adalah karena orang dengan demensia dan penghalang darah-otak Alzheimer rusak, telah memudahkan virus dan bakteri untuk mencapai otak.

Selain itu, para peneliti menunjukkan bahwa kondisi seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, dan hipertensi adalah faktor risiko demensia dan Covid-19 dan dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com