Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Di media sosial Facebook, tersebar informasi yang menyebutkan Soni Erata alias ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia karena disiksa di Rutan Bareskrim Polri.
Dinarasikan juga, Maaher mengalami sakit kulit parah dan sempat dibawa ke RS Polri Kramajati, namun belum sembuh juga lantas dikirim lagi ke Rutan Mabes.
Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut adalah tidak benar alias hoaks.
Sejumlah akun media sosial Facebook diketahui menyebarkan narasi tersebut.
Di antaranya, yakni akun Facebook Sartika Permadi, Kiki, Lilis Sulaeman, dan Na Mat.
Link arsip, dapat dilihat di sini, sini, sini, dan sini.
Berikut narasi yang tersebar:
"Ust Maher Twailiby, meninggal dunia di rutan Mabes Polri Sekitar Jam 7 mlm. semoga husnul khotimah. Dan semoga mendapatkan pahala syahid akhirat, setengah disiksa, sakit kulit parah dan buang air sdh pakai pempers. Sudah dibawah ke RS Polri Kramajati, belum sembuh dikirim lagi ke rutan Mabes".
Kemudian, terdapat satu akun Facebook yang menarasikan Maaher ditangkap, disiksa kemudian dibunuh.
Unggahan itu dibagikan oleh akun Facebook Sutan Baro, Rabu (10/2/2021).
"ASSALAMMUALAIKUM SELAMAT JALAN USTAD MAHER INNALILLAH WAINNAILLLAIHI ROJIUN YAALLAH ULAMA KAMI SATU PERSATU DITANGKAP DISIKSA DIBUNUH.
YAALLAH TUNJUKKAN LAH JALAN YG BENAR YAALLAH BAGI PEMIMPIN KAMI YANG TELAH MEMBUNUH PARA ULAMA KAMI.YAALLAH KEPADA MU HAMBA BERMOHON YA ALLAH JANGAN LAGI ADA ULAMA YANG DITANGKAP DAN DI ZOLIMI YAALLAH
MAU KEMANA NEGERI AKAN DIBAWA.INI LAH CARA ORANG
KAFIR MEMBINASAKAN ULAMA," tulisnya.
Pihak keluarga Maheer At-Thuwailibi menyatakan, kabar yang beredar terkait kondisi almarhum disiksa saat masa penahanan di Rutan Bareskrim Polri adalah tidak benar.
Hal itu disampaikan langsung oleh kakak ipar Maaher At-Thuwailibi, Jamal, usai proses pemakaman di Pondok Pesantren Darul Quran, Cipondoh, Tangerang, Selasa (9/2/2021).
"Kami ingin meluruskan terkait kabar kalau almarhum disiksa, itu hoaks. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik kepada almarhum," kata Jamal sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (9/2/2021).
Mulanya, Jamal berniat meluruskan isu tersebut menggunakan akun media sosial miliknya. Namun, dia khawatir aksinya itu tidak dapat menjangkau masyarakat luas.
Oleh karenanya, dia meminta bantuan media untuk meneruskan kabar yang sesungguhnya bahwa Maaher meninggal dunia karena sakit, bukan karens disiksa saat ditahan di Rutan Bareskrim Polri.
"Jadi minta tolong teman-teman media bantu counter hoaks-hoaks itulah. Banyak yang nanya ke saya masalah itu kan," kata Jamal.
Jamal menduga ada pihak yang hendak memanfaatkan meninggalnya Maaher untuk mengadu domba dengan memunculkan hoaks tersebut.
Meninggal karena sakit
Selain itu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono juga menegaskan Maaher tidak pernah mengalami penyiksaan atau kekerasan selama ditahan di Rutan Bareskrim.
"Tidak benar ada penyiksaan, almarhum meninggal dunia karena sakit," kata Argo seperti dikutip dari Antara, Selasa (9/2/2021).
Dalam penahanan, Soni sempat mengeluh sakit, kemudian petugas rutan termasuk tim dokter membawanya ke RS Polri Said Soekanto Jakarta Timur untuk mendapatkan perawatan medis.
"Setelah diobati dan dinyatakan sembuh, yang bersangkutan dibawa lagi ke Rutan Bareskrim," kata Argo.
Pada 4 Februari 2021, berkas perkara Soni masuk tahap II di kejaksaan. Setelah barang bukti dan tersangka diserahkan ke jaksa, Soni pun berstatus sebagai tahanan kejaksaan yang dititipkan di Rutan Bareskrim.
Soni kembali mengeluh sakit, kemudian petugas rutan dan tim dokter menyarankan agar yang bersangkutan kembali dibawa ke RS Polri untuk mendapatkan perawatan.
Akan tetapi, Soni tidak mau hingga akhirnya ustaz tersebut mengembuskan napas terakhirnya di Rutan Bareskrim pada Senin (8/2/2021) pukul 19.00 WIB.
"Sudah ditawarkan (untuk dibawa ke RS Polri) tetapi almarhum tidak menginginkan. Dia tetap ingin ada di Rutan Bareskrim," kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono.
Setelah dilakukan verifikasi dan penelusuran secara mendalam oleh tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang menyebut Maaher meninggal dunia karena disiksa adalah hoaks.
Faktanya, almarhum meninggal dunia karena sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.