Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Twit Kristen Gray, Daya Tarik Bali, dan Perbedaan Kurs Mata Uang...

Kompas.com - 19/01/2021, 20:05 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Wahyu mengatakan, dampak positif dari kedatangan WNA ke Indonesia adalah bisa menggenjot perekonomian lokal. 

Baca juga: Virus Corona, Turis China dan Pariwisata Bali...

Terlebih budaya WNA, terutama yang berasal dari negara Barat, menurut Wahyu cenderung “extravaganza”, yakni suka pesta, dan suka selebrasi.

Wahyu mengatakan, yang menjadi persoalan adalah turis-turis yang memang tidak memiliki kapasitas finansial mumpuni.

"Apalagi WNA yang sengaja pindah ke Indonesia karena tidak memperoleh pekerjaan di negara asalnya atau 'pengangguran'," kata Wahyu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

"Mereka dengan sisa tabungan yang dimiliki, memang masih bisa hidup layaknya kelas menengah di tanah air, tapi ini tidak akan lama, setelah itu akan ke mana atau menjadi apa di Bali?" katanya lagi.

Baca juga: Viral Petugas SPBU di Bali Disebut Lakukan Kecurangan, Ini Penjelasan Pertamina

Lebih selektif dalam memberi izin 

Wahyu mengatakan, sudah cukup banyak contoh kasus sebelumnya mengenai WNA di Bali yang justru melakukan tindakan kriminal karena tidak memiliki uang.

Dia menyebut, sebagian dari WNA itu bahkan menjadi pengemis dan gelandangan.

"Hal ini tentunya malah kian membebani masyarakat lokal. Apa yang diharapkan dari kehadiran WNA di Bali adalah untuk menggenjot perekonomian lokal, bukannya menambah permasalahan lokal," katanya lagi.

Baca juga: Viral Prank Sembako Sampah, Ferdian Paleka, dan Ketiadaan Empati...

Oleh karena itu, Wahyu menyebut pemerintah harus lebih selektif lagi dalam memberikan izin kunjungan WNA ke Bali.

Menurutnya hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menerapkan besaran deposit tertentu untuk menjamin bahwa WNA memang memiliki kapasitas finansial mumpuni.

Selain itu, hal tersebut juga untuk memastikan kehadiran WNA di Bali memang untuk berwisata, dan bukan untuk tinggal atau mencari pekerjaan.

Baca juga: Ancaman Kelaparan dan Potret Kondisi TKI di Malaysia Saat Pandemi Corona...

"Dengan begitu, WNA yang masuk ke Bali bukanlah pengangguran atau 'gelandangan'," papar dia.

Wahyu menambahkan, para WNA dengan kapasitas finansial mumpuni yang memilih tinggal di Bali tentu berdampak pula terhadap naiknya harga tanah.

"Tetapi untuk biaya hidup sehari-hari masyarakat lokal saya kira tidak, karena masyarakat-penjual biasanya memberikan harga yang berbeda antara WNA dengan WNI," kata Wahyu.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Viral Video WNA Rusak Pelinggih di Bali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com