Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Ular Hijau Melingkar di Samping Rumah Warga, Apa Jenisnya dan Berbahayakah?

Kompas.com - 19/12/2020, 17:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan seekor ular berwarna hijau tengah melingkar di samping rumah warga, viral di media sosial.

Adapun unggahan tersebut dibagikan oleh pemilik akun Facebook Kurtcobain Ridwan di grup Facebook INFO CEGATAN SOLO DAN SEKITARNYA, Sabtu (19/12/2020).

Dalam unggahannya, pemilik akun Facebook menanyakan kepada warganet apakah ular yang berwarna hijau tersebut berbahaya atau tidak.

"Tolong di ACC lur,ular ini berbahaya tidak??nuwun," tulis akun Facebook Kurtcobain Ridwan.

Hingga berita ini diturunkan, unggahan video itu telah mendapat ratusan komentar dari sesama warganet.

Lantas, apakah nama ular tersebut? Apakah termasuk ke dalam ular yang berbahaya?

Baca juga: Berusia 47 Juta Tahun, Ini Fosil Ular Piton Tertua di Dunia

Ular telah tertangkap

Sebelum masuk ke pembahasan apa nama dan jenis ular tersebut, terlebih dahulu kita mencari tahu fakta dari unggahan tersebut.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, lokasi ditemukannya ular tersebut berada di Solo, Jawa Tengah.

Kabar baiknya, kini ular tersebut telah berhasil diamankan oleh salah satu komunitas pencinta binatang bernama Exotic Animal Lovers (Exalos) Indonesia.

Ketua Umum Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo menjelaskan, mulanya timnya menerima permintaan untuk mengevakuasi ular berwarna hijau tersebut.

Tak menunggu lama, tim Exalos regional Solo langsung bergerak ke lokasi ular berada.

"Saya merespons dan segera menyuruh anggota yang terdekat dengan lokasi ular berada untuk langsung meluncur," kata Janu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/12/2020).

Secara cepat, ular berwarna hijau itu akhirnya berhasil diamankan.

Baca juga: November-Desember Bulan Banyak Ular, Perhatikan Beberapa Hal Ini!

Termasuk jenis ular apa?

Lebih lanjut saat ditanya jenis ular tersebut, Janu mengungkapkan bahwa ular itu termasuk dalam keluarga viper atau biasa disebut sebagai ular gadung luwuk.

Sedangkan nama Latinnya Trimeresurus insularis. 

Dia menambahkan, jenis ular ini termasuk dalam golonga ular dengan bisa yang tinggi.

Sehingga, apabila ada yang terkena gigitannya dapat menimbulkan kecacatan bahkan hingga kematian.

Meskipun memiliki bisa racun yang tinggi, tingkat venom yang ada di ular ini masih di bawah ular kobra maupun king kobra.

"Hanya saja kamuflase-nya di alam mengakibatkan ular ini menjadi lebih berbahaya," jelasnya.

Baca juga: Belajar dari Kasus Nenek di Indramayu, Bagaimana Pertolongan Pertama Saat Disembur Ular?

Habitat dan sifatnya

Janu menerangkan, ular viper hijau ini biasanya berada di atas pohon dan juga di semak-semak belukar.

Namun, tidak seperti ular kobra atau king kobra yang aktif, ular ini justru memiliki sifat pasif dalam dirinya.

"Dia sebenarnya pasif sebagaimana keluarga viper yang lain. Sensor panasnya yang mengetahui keberadaan mangsa atau manusia," ucap Janu.

Seperti diketahui, ular yang memiliki warna hijau terang ini berbisa sangat tinggi.

Muncul pertanyaan, apakah ular-ular yang berwarna mencolok layaknya ular ini, juga memiliki bisa tinggi?

Menurut Janu, tidak ada ciri-ciri secara khusus dari ular apakah berbisa atau tidak.

"Tidak ada ciri-ciri secara khusus untuk ular apakah berbisa atau tidak berbisa. Entah itu dari pewarnaan atau bentuk kepala," ujarnya.

Baca juga: Viral Jari Menghitam Setelah Digigit Ular, Ini Penjelasan Ahli

Pertolongan jika tergigit ular

Apabila ada masyarakat yang tergigit ular terlebih ular yang berbisa, Janu memberikan beberapa antisipasi yang dapat dilakukan.

Jika tergigit ular yang berbisa, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan imobilisasi.

"Imobilisasi adalah upaya agar lokasi tergigit tidak bergerak. Itu dikarenakan bisa ular menyebar melalui kelenjar getah bening bukan darah. Sehingga dengan mengupayakan bagian yang tergigit tidak bergerak maka bisa ular tidak menyebar," kata Janu.

Sementara pada musim hujan biasanya banyak ular yang masuk ke pemukiman-pemukiman warga. 

Hal itu menurut Janu, karena ular merupakan hewan berdarah dingin dan tidak bisa mengolah kalori di tubuhnya. Oleh karena itu, ular membutuhkan lingkungan yang hangat untuk membantu metabolisme.

Kedua, pada bulan Desember ini adalah bertepatan dengan musim menetasnya telur ular.

"Ketiga, bahwa masyarakat dengan lingkungan yang kotor akan mengakibatkan banyaknya tikus dan membuat ular masuk ke pemukiman," papar Janu.

Baca juga: Kenali, Ini Perbedaan Ular King Kobra dengan Kobra Jawa

Tips agar ular tidak masuk ke rumah

Mengenai tips atau upaya agar ular tidak masuk ke dalam rumah, Janu menyarankan agar masyarakat rajin membersihkan lingkungan rumah dan tempat di sekitarnya.

"Berikutnya, tutup lubang yang berpotensi dijadikan jalan masuk ular dengan menggunakan kawat ram seperti jalan pembuangan air," jelasnya.

Lalu, masyarakat juga diimbau untuk tidak menumpuk barang-barang bekas, baik di dalam atau di sekitar rumah.

Apabila di dekat rumah terdapat pohon, pastikan untuk memotong ranting yang menjalar ke genting atau ke jendela rumah.

"Gunakan juga pembersih lantai yang wangi karena ular tidak menyukai wangi-wangian," ucap dia.

Janu menambahkan, hal terpenting adalah jangan panik jika ada ular yang masuk ke dalam rumah. Kemudian, jangan membuat gerakan yang seolah-olah memprovokasi.

"Pantau ular dan telepon snake rescue agar ular bisa dievakuasi," jelasnya.

Baca juga: LIPI Sebut Perbedaan Ular Berbisa di Indonesia Tidak Bisa Dibandingkan dengan Luar Negeri

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

5 Poin Pidato Megawati di Rakernas PDI-P, Kritik Pemilu dan Peluang Puan Jadi Ketum PDI-P

Tren
Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Mengaku Tidak Bunuh Vina, Pegi Tetap Terancam Hukuman Mati

Tren
Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Kronologi Penangkapan DPO Caleg PKS di Aceh Tamiang, Diamankan Saat Belanja Pakaian

Tren
Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Cara Meluruskan Arah Kiblat Saat Matahari di Atas Kabah Hari Ini

Tren
18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

18 Tahun Silam Yogyakarta Diguncang Gempa M 5,9, Ribuan Orang Meninggal Dunia

Tren
Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Tren
4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

4 Pilihan Ikan Tinggi Seng, Bantu Cegah Infeksi Penyakit

Tren
5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

5 Update Pembunuhan Vina: Pegi Bantah Jadi Pelaku dan Respons Keluarga

Tren
Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Batas Usia Pensiun Karyawan Swasta untuk Hitung Uang Pesangon Pensiunan

Tren
Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Apa Saja?

Tren
Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Air Rendaman dan Rebusan untuk Menurunkan Berat Badan, Cocok Diminum Saat Cuaca Panas

Tren
Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Ini Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 27-28 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

[POPULER TREN] Taruna TNI Harus Pakai Seragam ke Mal dan Bioskop? | Apa Tugas Densus 88?

Tren
Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?

Tren
Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Ustaz Asal Riau Jadi Penceramah Tetap di Masjid Nabawi, Kajiannya Diikuti Ratusan Orang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com