Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Sebut Perbedaan Ular Berbisa di Indonesia Tidak Bisa Dibandingkan dengan Luar Negeri

Kompas.com - 24/12/2019, 10:02 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemberitaan perihal kemunculan ular kobra di tengah pemukiman warga ramai terjadi, utamanya di Pulau Jawa akhir-akhir ini.

Kemunculan ular kobra ini selain mengejutkan, juga dinilai oleh masyarakat berbahaya karena ular kobra mempunyai bisa yang cukup mematikan.

Dari beredarnya kabar itu, salah satu pengguna Twitter @Faminii mengunggah foto perbedaan jenis ular yang berbisa dengan yang tidak berbisa pada Kamis (19/12/2019).

"Lebih berhati-hati dan jangan asal menghakimi, mereka semua tidak akan menyerang kita kalau kita tidak memprovokasi, jika bertemu lebih baik diam dan teriak, atau ambil jurus langkah 1.000, ular ga akanbisa ngejar kita, masa kita dikasih kaki kalah sama dia yang gak punya kaki, aneh," tulis @Faminii dalam twitnya.

Penjelasan LIPI

Menanggapi adanya unggahan berupa foto perbedaan fisik dari ular yang berbisa dengan yang tidak berbisa, Ahli Herpetologi (reptil dan amfibi) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy menyampaikan bahwa foto tersebut ada yang kurang tepat.

"Jadi gini ada yang tidak pas (dalam foto), sebab si pengunggah ingin menjelaskan mengenai mimikri yakni perilaku yang dilakukan oleh satu spesies terhadap spesies lain dengan cara menirukan," ujar Amir saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (21/12/2019).

Ia menegaskan, tujuan ular melakukan mimikri agar dapat bertahan hidup terhadap lingkungannya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan jika Digigit Ular

Dalam konteks mimikri, Amir memisalkan, ketika ular berbisa memiliki karakter tertentu secara fisik, maka ular yang tidak berbisa itu mencoba meniru perilaku dari ular yang berbisa.

Sehingga, ular yang tidak berbisa ini terhindar dari predator.

Namun, hal itu menjadi salah kaprah ketika mengategorikan mimikri, misal ular belang putih (weling) di Indonesia dibandingkan dengan ular belang putih yang ada di Meksiko.

"Jadi, kalau ular yang berbelang putih di Indonesia rata-rata berbisa kemudian dibandingkan dengan ular belang putih di Meksiko itu tidak bisa dibedakan, mimikri hanya ada di satu wilayah sama," kata dia.

Menurutnya, jika ular berada di satu lokasi yang sama, artinya proses mimikri dapat berjalan, tetapi kalau lokasinya ada di dua tempat yang berbeda dan letaknya sangat berjauhan, tidak bisa dibandingkan.

"Itu bukan proses mimikri," kata dia.

Sebab, karakter ular yang berbisa di Asia dengan ular berbisa di Amerika atau daerah yang jauh itu memiliki perbedaan.

Tetapi jika ada suatu sifat yang mirip berarti jenis tersebut bersifat simetrik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com