Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 23 Tahun Kepergian Kasino Warkop...

Kompas.com - 18/12/2020, 20:06 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jangkrik Bos...

Begitulah penggalan dialog Kasino Hadiwibowo, personel grup lawak Warkop, ketika membintangi film tahun 1981 berjudul CHIPS.

Dialog itu, bersama ekspresi Kasino yang khas, menjadi salah satu momen ikonik dalam sejarah perfilman Indonesia, yang masih terus populer, meski sang empunya dialog sudah tiada.

Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie, Aktivis yang Meninggal di Puncak Semeru karena Keracunan Gas

Kasino meninggal dunia 23 tahun yang lalu, tepatnya pada Kamis, 18 Desember 1997 pukul 23.00 WIB di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta karena kanker otak.

Dikutip dari Harian Kompas, 19 Desember 1997, sebelum meninggal dunia, Kasino telah terlebih dulu menjalani perawatan di rumah sakit itu selama sekitar dua pekan.

Kasino meninggalkan seorang istri, Amarmini (Meike) yang dinikahi pada 1976 serta dua putri Hana dan Larasati.

Baca juga: Mengenang Vokalis Band Queen Freddie Mercury dan Perjalanan Hidupnya...

Karier Kasino

Kasino lahir di Gombong, Jawa Tengah, 15 September 1950.

Dia mulai dikenal setelah menjadi penyiar Radio Prambors pada 1974.

Alumnus Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia (UI) tahun 1979 ini mulai muncul dalam kelompok lawak Warung Kopi pada 1975.

Baca juga: Mengenang Ricky Yacobi dan Kiprahnya di Lapangan Hijau...

Setelah mencuat dalam lawakan-lawakan di kampus, Warkop menjadi dikenal luas setelah diberi kesempatan tampil di TVRI.

Kritikan- kritikan khas yang ditampilkan kelompok ini membuat mereka langsung mendapat tempat di hati kalangan pencintanya.

Pada 1978, bersama Nanu, Dono, dan Indro, Kasino sempat membuat rekaman lawak yang juga diterima baik oleh pencintanya.

Baca juga: Mengenang 11 Tahun Kepergian Meggy Z, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?

Setelah itu bendera kelompok Warkop semakin berkibar.

Pada 1979, mereka mulai merambah layar putih.

Sekitar 12 film layar lebar dibuat grup Warkop dan selalu ditunggu masyarakat di saat-saat perayaan Lebaran yang memang menjadi momen dirilisnya film-film Warkop terbaru.

Baca juga: Mengenang 24 Tahun Meninggalnya Pencipta Doraemon, Bagaimana Perjalanannya?

Piawai bermain musik dan menyanyi

Grup Warkop (Kasino, Indro, Dono)Istimewa Grup Warkop (Kasino, Indro, Dono)

Dalam grup Warkop, Kasino menonjol dengan cara bertuturnya yang bisa menirukan logat Betawi, Jawa (Tegal), dan Padang.

Selain itu, ia juga piawai bermain musik dan menyanyi.

Dikutip dari Harian Kompas, 23 Desember 1979, Kasino mengatakan, kelompok Warkop awalnya terbentuk karena obrolan santai seputar lingkungan saat ia masih mengisi sebagai penyiar di Radio Prambors.

"Tadinya cuma membicarakan masalah lingkungan secara santai di radio Prambors. Lama-kelamaan datang surat-surat yang menyarankan supaya kami memperluas tema pembicaraan yang dibawakan secara lucu itu, pada saat itulah lahir Warung Kopi," kata Kasino.

Baca juga: Mengenang Desainer Barli Asmara dan Karya-karyanya...

Dia mengatakan, pilihan studinya di bidang ilmu sosial bukanlah satu-satunya hal yang menjadi pendorong kelompok Warkop untuk mengangkat tema itu dalam lawakan.

"Mungkin atau barangkali juga tidak, karena bagaimana kami bisa tahan melihat suatu kepincangan sosial yang terjadi di sekitar kami?" kata Kasino.

"Menutup mata saja, tidak sampai hati rasanya. Dengan menampilkan tema-tema sosial itu maksud kami tidak lain minta perhatian yang berwenang untuk suatu perbaikan. Itu saja, tidak ada tendensi lainnya," imbuhnya.

Baca juga: Mengenang Kurt Cobain, Ikon Musik Rock Modern

Idola penyanyi jalanan

Trio Warung Kopi (Warkop) DKI dari kiri, Indro, Dono dan Kasino menjadi pembawa acara pergelaran BASF Awards di Fine Art Theatre Jakarta International School, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/1991).KOMPAS/JULIAN SIHOMBING Trio Warung Kopi (Warkop) DKI dari kiri, Indro, Dono dan Kasino menjadi pembawa acara pergelaran BASF Awards di Fine Art Theatre Jakarta International School, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/1991).

Sejak 1980, ketika pamor Warkop kian meningkat, dan Nanu Mulyono meninggal awal 1980-an, trio Warkop boleh dikata menjadi idola pelawak mahasiswa Indonesia.

Dikutip dari Harian Kompas, 19 Desember 1997, sebagai kelompok yang sudah tenar dan berhonor tinggi, namun Warkop atau Kasino pribadi, bila ada waktu, selalu rela menyumbangkan banyolannya untuk pertemuan, kegiatan pemuda di Jakarta dan sekitarnya.

Bahkan, sampai ke puncak gunung pun, Kasino mau membawa acara sebagai penghibur, penyanyi, sekaligus pelawak.

Baca juga: Mengenang Setengah Abad Kepergian Jimi Hendrix, Sang Gitaris Legendaris

Khusus bagi penyanyi jalanan, di sekitar Blok M dan Pecenongan, Kasino menjadi salah satu idola mereka.

Bila mereka bertemu, Kasino selalu diminta ikut nyanyi bersama.

Kasino juga merupakan perintis pembentukan kelompok musik mahasiswa UI, seperti Pancaran Sinar Petromaks, ataupun PMR (Pengantar Minum Racun).

Dia memberi perhatian khusus kepada kelompok-kelompok penyanyi PMR yang sempat merekam lagu-lagunya.

Baca juga: Mengenang 19 Tahun Serangan 11 September di AS...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com