Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Misteri Polisi Tidur Berbaris-baris di Kompleks Tentara

Kompas.com - 23/11/2020, 10:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Hai, apa kabarmu? Semoga kabarmu baik karena kondisi kesehatan raga yang terpelihara dan kondisi kesehatan jiwa yang terjaga.

Minggu lalu, saya melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk pertama kali sejak pandemi ditetapkan, 15 Maret 2020. Menggunakan jalan darat, saya mengendarai mobil mini saya ke Yogyakarta.

Saya berangkat pukul 05.00 dari Tangerang Selatan dan tiba di Yogyakarta pukul 14.30. Saya lintasi nyaris seluruh perjalanan sepanjang 590 kilometer melalui jalan tol.

Bayar tol pertama di Pondok Aren, mengakhiri perjalanan via tol di Colomadu, Solo, Jawa Tengah.

Perjalanan dari pintu tol ini saya lanjutkan melalui jalan tanpa harus membayar karena jalan tol belum ada. Rencana jalan tol Solo-Yogyakarta sedang dalam pembahasan pembebasan lahannya.

Karena tiba di Solo pukul 12.10, saya memutuskan untuk makan siang sambil beristirahat sejenak melusurkan kaki. Warung sate Mbok Galak di tepi jalan jadi tujuan.

Warung ini jadi tujuan karena ingatan. Februari 2020, sebulan sebelum pandemi, saya mampir juga ke warung ini. Keajaiban saya dapati. Situasi pandemi tidak terasa di warung ini.

Warung ramai. Tidak ada kursi kosong. Beberapa orang yang hendak makan mengantre menunggu giliran dipersilakan.

Protokol kesehatan tampak dipraktikkan meskipun tidak ketat dan tidak ada teguran atas pelanggaran. Masker penutup hidung dan mulut dikenakan para pelayan. Tempat cuci tangan dengan sabun disediakan.

Cepatnya pelayanan atas pesanan saya balas dengan cepatnya makan. Selain karena enak, ramainya warung dan tidak berhentinya orang yang datang membuat rencana ingin beristirahat sejenak saya urungkan. 

Selesai makan, cuci tangan dan mengenakan masker, saya ke meja kasir untuk membayar. Saya menoleh ke belakang, mobil-mobil parkir pararel memenuhi ruas jalan. Beberapa tukang parkir berlarian mencarikan celah parkir kendaraan.

Kabar baik sebenarnya. Ekonomi mulai menggeliat di tengah pembatasan dan keterbatasan karena pandemi.

Kendornya disiplin menerapkan protokol kesehatan oleh beberapa orang semoga ada yang mengingatkan demi kebaikan. Peran "mbok galak" yang menjadi nama warung ini lantaran kerap teriak-teriak kepada para pelayan sepertinya perlu dikembalikan.

Dalam dua hari terkahir, kasus positif Covid-19 di Solo meningkat dan hampir merata di seluruh kelurahan. Satgas Penanganan Covid-19 Solo, mengumumkan penambahan kasus baru positif 98 orang.

Dengan penambahan itu, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Solo sebanyak 1.792 orang, dengan kesembuhan 1.065 orang. Sementara sisanya, 491 orang menjalani isolasi mandiri, 154 orang dirawat inap dan 82 orang meninggal dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai Larangan 'Study Tour' Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Ramai Larangan "Study Tour" Imbas Tragedi Bus Ciater, Menparekraf: Bukan Salah Kegiatan

Tren
50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com