Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Misteri Polisi Tidur Berbaris-baris di Kompleks Tentara

Minggu lalu, saya melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk pertama kali sejak pandemi ditetapkan, 15 Maret 2020. Menggunakan jalan darat, saya mengendarai mobil mini saya ke Yogyakarta.

Saya berangkat pukul 05.00 dari Tangerang Selatan dan tiba di Yogyakarta pukul 14.30. Saya lintasi nyaris seluruh perjalanan sepanjang 590 kilometer melalui jalan tol.

Bayar tol pertama di Pondok Aren, mengakhiri perjalanan via tol di Colomadu, Solo, Jawa Tengah.

Perjalanan dari pintu tol ini saya lanjutkan melalui jalan tanpa harus membayar karena jalan tol belum ada. Rencana jalan tol Solo-Yogyakarta sedang dalam pembahasan pembebasan lahannya.

Karena tiba di Solo pukul 12.10, saya memutuskan untuk makan siang sambil beristirahat sejenak melusurkan kaki. Warung sate Mbok Galak di tepi jalan jadi tujuan.

Warung ini jadi tujuan karena ingatan. Februari 2020, sebulan sebelum pandemi, saya mampir juga ke warung ini. Keajaiban saya dapati. Situasi pandemi tidak terasa di warung ini.

Warung ramai. Tidak ada kursi kosong. Beberapa orang yang hendak makan mengantre menunggu giliran dipersilakan.

Protokol kesehatan tampak dipraktikkan meskipun tidak ketat dan tidak ada teguran atas pelanggaran. Masker penutup hidung dan mulut dikenakan para pelayan. Tempat cuci tangan dengan sabun disediakan.

Cepatnya pelayanan atas pesanan saya balas dengan cepatnya makan. Selain karena enak, ramainya warung dan tidak berhentinya orang yang datang membuat rencana ingin beristirahat sejenak saya urungkan. 

Selesai makan, cuci tangan dan mengenakan masker, saya ke meja kasir untuk membayar. Saya menoleh ke belakang, mobil-mobil parkir pararel memenuhi ruas jalan. Beberapa tukang parkir berlarian mencarikan celah parkir kendaraan.

Kabar baik sebenarnya. Ekonomi mulai menggeliat di tengah pembatasan dan keterbatasan karena pandemi.

Kendornya disiplin menerapkan protokol kesehatan oleh beberapa orang semoga ada yang mengingatkan demi kebaikan. Peran "mbok galak" yang menjadi nama warung ini lantaran kerap teriak-teriak kepada para pelayan sepertinya perlu dikembalikan.

Dalam dua hari terkahir, kasus positif Covid-19 di Solo meningkat dan hampir merata di seluruh kelurahan. Satgas Penanganan Covid-19 Solo, mengumumkan penambahan kasus baru positif 98 orang.

Dengan penambahan itu, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Solo sebanyak 1.792 orang, dengan kesembuhan 1.065 orang. Sementara sisanya, 491 orang menjalani isolasi mandiri, 154 orang dirawat inap dan 82 orang meninggal dunia.

Lantaran tidak memadainya petugas penegak disiplin dan keperluan kita berkegiatan, kesadaran akan disiplin diri terkait protokol kesehatan dan saling mengingatkan menjadi kunci memutus rantai penularan.

Setelah selesai membayar, perjalanan ke Yogyakarta untuk Borobudur Ride saya lanjutkan.

Kamu yang pernah melintasi Jalan Solo-Yogyakarta pasti tahu ruas jalan ini. Jalan tol yang sedang direalisasikan akan membuat ruas jalan di mana polisi dibuat tidur banyak sekali ini akan tinggal kenangan.

Oya, bicara soal polisi, minggu lalu ada kejadian yang mengejutkan. Kejutannya lebih dari kejutan yang ditimbulkan karena polisi tidur di kompleks tentara.

Buntut dari pembiaran, ketidakadilan dan kepalsuan yang dipertontonkan, dua jenderal polisi dicopot dari jabatannya.

Keduanya adalah Kepala Polda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi. Keduanya diberi sanksi atas kelalaian mereka menegakkan protokol kesehatan.

Sanksi yang keras dan mengejutkan. Sanksi ini menjadi upaya mengembalikan kepercayaan rakyat kepada aparat penegak hukum dan negara. Tidak mudah, tetapi ini terlihat diupayakan.

Ketidakmudahan itu tercermin setelah itu. Upaya penegakan hukum yang tidak mampu dilakukan aparat diambil alih oleh tentara. Soal penertiban spanduk dan baliho yang sejatinya tugas aparat daerah dan satuan polisi pamong praja adalah contohnya.

Menurut Dudung, beberapa spanduk dan baliho tanpa izin sudah diturunkan satuan polisi pamong praja. Namun, tak lama kemudian, spanduk dan baliho lain kembali dipasang.

Setelah polisi pamong praja tidak diindahkan dan polisi terlihat membiarkan tidak menegakkan aturan, TNI turun tangan.

Tidak heran, di banyak kompleks tentara, polisi ditidurkan di jalan-jalan. Ruas jalan Solo-Yogyakarta yang adalah jalan raya nasional adalah contoh maksimalnya.

Oya, minggu lalu, selain ramai kerana masuknya tentara dalam urusan penegakan hukum lantaran aparat penegak hukum yang diberi kewenangan mlempem semua, publik juga ramai karena batu meteorit.

Bukan soal penelitian meteorit dan perkembangannya setelah temuan ini, publik ramai karena angka-angka fantastis yang muncul dari jual beli batu meteorit ini.

Buat kamu yang ketinggalan berita dan kehebohan ini, link penemuan batu meteorit ini bisa membantu pemahaman.

Kita berharap, temuan yang jatuh di Tapanuli Tengah yang saat ini ada di tengan yang lebih memahami dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan menambah pemahaman kita tentang misteri di luar kehidupan kita di bumi.

Di tanah air, mari kita fokus menguak misteri kenapa polisi dibuat tidur di kompleks tentara.

Ada di mana-mana, kasat mata, mengejutkan dan kerap dikeluhkan juga, tetapi tidak pernah tuntas tersingkap kenapa.

Salam misteri,

Wisnu Nugroho

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/23/102326265/misteri-polisi-tidur-berbaris-baris-di-kompleks-tentara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke