Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang hubungan antara lemak trans dan resistensi insulin.
Sementara itu, lemak trans buatan telah dilarang di sebagian besar negara.
Bahkan, pada 2018, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS melarang penggunaan minyak terhidrogenasi parsial, sumber utama lemak trans buatan, di sebagian besar makanan olahan.
Baca juga: Kasus Terus Meningkat, Kenali 4 Jenis Diabetes dan Pencegahannya
Roti non-gandum, nasi, dan pasta merupakan makanan berkabohidrat tinggi, sehingga tidak disarankan dikonsumsi penderita diabetes.
Mengonsumsi makanan tersebut telah terbukti meningkatkan kadar gula darah secara signifikan bagi penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Dalam sebuah penelitian, pasta bebas gluten juga tidak menjamin makanan bebas gula.
Studi lain mengungkapkan, makanan tinggi karbohidrat tidak hanya meningkatkan gula darah, tapi mampu menurunkan fungsi otak pada penderita diabetes tipe 2.
Makanan olahan ini mengandung sedikit serat. Serat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah.
Jenis makanan tersebut dapat diganti dengan makanan berserat tinggi untuk memperlambat penyerapan gula dalam darah.
Yogurt dapat menjadi pilihan yang baik bagi penderita diabetes, namun tidak untuk varian buah.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Diabetes
Yogurt rasa buah biasanya dibuat dari susu tanpa lemak atau rendah lemak yang sarat akan karbohidrat dan gula.
Satu cangkir atau 245 gram yogurt rasa buah kemungkinan mengandung hampir 31 gram gula, yang berarti hampir 61 persen kalorinya berasal dari gula.
Makan sereal sangat buruk bagi penderita diabetes, karena mengandung lebih banyak karbohidrat daripada yang disadari banyak orang.
Selain itu, kandungan protein pada sereal juga sangat rendah.
Penderita diabetes sebaiknya tak mengonsumsi sereal dan memilih makanan rendah karbohidrat juga kaya protein.