Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Penyebab Cuaca Panas Akhir-akhir Ini

Kompas.com - 15/11/2020, 14:50 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah masyarakat di hampir seluruh Indonesia memperhatikan cuaca panas yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Suhu panas tak hanya terasa di siang hari, melainkan juga saat malam tiba.

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, pemantauan BMKG memang menunjukkan adanya peningkatan suhu tertinggi siang hari pada beberapa hari terakhir.

"(Cuaca panas yang terjadi) terutama dirasakan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara," kata Hary saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Hary menambahkan, pada 12 November 2020, tercatat suhu lebih dari 36 derajat celcius terjadi di Bima, Sabu dan Sumbawa, dengan suhu tertinggi teramati di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima dengan suhu berada pada 37,2 derajat celcius.

"Namun catatan suhu ini bukan merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah ini, masih berada dalam rentang variabilitasnya di bulan November," ujar dia.

Baca juga: Indonesia Disebut Alami Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Penyebab cuaca panas

Ia menjelaskan, suhu maksimum yang meningkat dalam beberapa hari setidaknya dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Salah satunya, pada November, kedudukan gerak semu matahari tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi dua kali, pada November dan April.

"Sehingga puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut," tuturnya.

Selain itu, cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Sementara itu, cuaca cerah di Jakarta dalam dua hari terakhir berkaitan dengan berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut Cina Selatan yang menarik masa udara dan awan-awan.

Fenomena itu menjadikan awan menjauhi wilayah Indonesia bagian selatan sehingga cuaca cenderung menjadi lebih cerah.

Baca juga: Cuaca Terik Terasa di Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG

Sampai kapan cuaca panas terjadi?

Hary memperkirakan, cuaca panas masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.

"Dalam 1-3 hari ke dapan relatif trendnya sudah mulai kembali seperti sediakala," ujar Hary.

Sebelumnya, BMKG telah membantah bahwa Indonesia mengalami gelombang panas.

Pernyataan tersebut muncul setelah beredar kabar melalui aplikasi WhatsApp yang menyebut Indonesia tengah dilanda gelombang panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com