Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Resmi Resesi, Ini Bedanya dengan Krisis dan Depresi Ekonomi

Kompas.com - 06/11/2020, 16:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seperti telah diprediksi sebelumnya, Indonesia akhirnya resmi mengalami resesi ekonomi. 

Hal itu seiring dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang sudah dua kali berturut mengalami kontraksi.

Pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia minus 3,49 persen, melanjutkan laju ekonomi di kuartal II-2020 yang tercatat minus 5,32 persen.

Selain Indonesia, sejumlah negara juga mengalami resesi imbas dari pandemi virus corona yang melanda hampir semua negara di dunia, 

Lalu, apa bedanya antara resesi dengan krisis dan depresi ekonomi?

Baca juga: Apa Itu Resesi dan yang Perlu Kita Pahami

Resesi adalah... 

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menjelaskan resesi berbeda dengan konsep krisis ekonomi.

Bhima menjelaskan resesi adalah penurunan pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut.

Bahkan, sebuah lembaga penelitian di AS, National Bureau of Economic Research (NBER) mendefinisikan resesi sebagai indikasi turunnya daya beli masyarakat secara umum dan naiknya angka pengangguran.

Sementara krisis ekonomi adalah situasi dimana terjadi penurunan beberapa indikator ekonomi.

Seperti misalnya krisis finansial berarti yang turun adalah sektor keuangan, nilai tukar rupiah, hingga kinerja perbankan.

"Satu kuartal negatif juga bisa dikategorikan sebagai krisis," jelas Bhima.

Bima menyebutkan bahwa dampak yang terjadi dalam resesi bisa lebih besar dan luas dibandingkan dengan krisis. Selain itu, dari sisi waktunya pun lebih panjang.

"Kalau resesi ekonomi lebih merata di seluruh sektor ekonomi baik sektor finansial maupun sektor riil," tambah Bhima.

Baca juga: Ada Resesi dan Gejolak Pilpres AS, Sektor Apa yang Masih Berpotensi Cuan?

Dampak resesi

Melihat indikator tersebut, Bima menyebut resesi bisa lebih berbahaya bagi perekonomian daripada krisis. Sebab menurut dia, proses pemulihan resesi yang diperlukan pun relatif lebih sulit.

"Karena krisis biasanya adalah parsial. Tahun 2008 lalu memang ada gagal bayar Bank Century, tapi saat itu UMKM masih cukup menopang ekonomi. Buktinya pertumbuhan ekonomi 2008 masih 6,1 persen," papar Bhima.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com