Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Awan Unik di Daerah Tawangmangu, Namanya Awan Lentikular

Kompas.com - 05/11/2020, 16:18 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah unggahan foto yang memperlihatkan awan seperti putaran gasing di kawasan Tawangmangu, Jawa Tengah ramai dibicarakan di media sosial Instagram.

Unggahan tersebut salah satunya diunggah oleh akun @agendasolo.

“Awan di Lawu, view dari kawasan Tawangmangu - Sarangan pagi ini. @rikaverrykurniawan,” tulis akun tersebut.

Unggahan foto itu telah disukai lebih dari 14.000 pengguna. Berbagai komentar disampaikan warganet. Ada yang menganggapnya sebagai fenomena awan yang unik.

“Td pagi jam 6’an mau ke Klaten, ngelihat awannya speti itu. Asli bagus bgt awannya td,” tulis akun @virgirima.

“Awan berbentuk seperti itu wajar, & yg terjadi itu adalah pertanda adanya badai d atas,” tulis akun @lastsanjaya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Awan di Lawu, view dari kawasan Tawangmangu - Sarangan pagi ini. ???? @rikaverrykurniawan

A post shared by AGENDA KOTA SOLO (@agendasolo) on Nov 4, 2020 at 4:37pm PST

Konfirmasi Kompas.com

Mengonfirmasi foto itu, Kompas.com menghubungi Rika Verry Kurniawan yang mengabadikan awan itu.

Verry menyebutkan, foto itu diambilnya pagi tadi Kamis (5/11/2020) sekitar pukul 05.40 WIB.

Foto itu ia ambil menggunakan kamera ponsel.

“Asli. Aku jepret sendiri tadi pagi pas mau ke Solo,” ujar Verry saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Menurut Verry, ia mengabadikan dalam beberapa kali pengambilan gambaran, mulai dari daerah Magetan, kemudian Candirejo, Plaosan, Telaga Sarangan, Mojosemi dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Badan Penelitian dan Pengembagan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tawangmangu.

Baca juga: Viral Video Pria Lewat Jalur Kereta hingga Bergelantungan, Ini Tanggapan KAI

Penjelasan BMKG: awan lentikular

Fenomena apa yang diabadikan dalam foto itu?

Kepala Subbid Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra menjelaskan fenomena awan tersebut merupakan awan lentikular.

Menurut Agie, awan lentikular terbentuk ketika udara bergerak melewati pegunungan.

Udara tersebut kemudian mendapatkan pendinginan yang cukup sehingga terjadi kondensasi yang menghasilkan awan.

“Awan lentikular memiliki karakteristik yang spesial karena posisinya tidak bergerak layaknya awan jenis lainnya dan berbentuk padat,” kata Agie.

Awan lentikular bisa berada di suatu lokasi yang sama dalam waktu yang lama karena memiliki dukungan udara yang naik di atas pegunungan secara berkelanjutan.

Baca juga: Viral Video Air Mengalir seperti Membeku, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ia menjelaskan, awan lentikular bisa memiliki berbagai bentuk. Bentuknya dipengaruhi topografi gunung dan tegak lurus terhadap arah angin.

Meski awan lentikular dapat ditemui di area gunung, tak menutup kemungkinan awan seperti itu juga bisa terbentuk di atas daratan luas.

Fenomena ini terjadi karena adanya perbedaan kecepatan angin di berbagai lapisan dari pertemuan massa udara basah dan dingin.

“Di gunung terdapat sebuah mekanisme yang disebut gelombang gunung, salah satu tandanya adalah awan lentikular. Fenomena ini tidak berbahaya bagi pendaki karena tidak terjadi badai di sekitar awan tersebut,” ujar Agie.

Namun, lanjut Agie, yang perlu diwaspadai adalah suhu dingin yang menjadi pendukung pembentukan awan tersebut.

Selain itu, awan lentikular bisa menjadi masalah bagi penerbangan yang melintas di kawasan itu.

Penyebabnya, karena gelombang gunung dan pusaran angin yang kencang dapat menyebabkan turbulensi ringan pada pesawat.

Baca juga: Viral, Video Pengendara Motor di Jawa Timur Lakukan Aksi Ugal-ugalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 26-27 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

[POPULER TREN] Kronologi Jampidsus Kejagung Dibuntuti Densus 88 | Rumput GBK Disorot

Tren
Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Daftar Lengkap Urutan Film Mad Max, Terbaru Furiosa

Tren
Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Aktif di Malam Hari, Berikut 10 Spesies yang Termasuk Hewan Nokturnal

Tren
Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Kisah Mat Bin Mat Suroh, Bertaruh Nyawa Selamatkan Kereta Api dari Kecelakaan Fatal

Tren
12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

12 Jenis Kanker yang Paling Sering Menyerang Pria, Apa Saja?

Tren
Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di 'Gerbang Cinta' Masjid Nabawi

Kisah Pasutri Berangkat Haji Beda Kloter, Bertemu di "Gerbang Cinta" Masjid Nabawi

Tren
Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Jarang Disadari, Ini Efek Samping Vitamin C jika Dikonsumsi Berlebihan

Tren
3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

3 Perbedaan People Water's Forum dan World Water Forum, Sama-sama Digelar di Bali Tahun Ini

Tren
450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

450 Bus Shalawat Siap Antar Jemaah Haji di Mekkah, Ini 22 Rutenya

Tren
Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Starlink Resmi Diluncurkan di Indonesia, Pakar Ingatkan Potensi Ancaman Siber

Tren
Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tas Berisi Uang Rp 15 Juta Milik Jemaah Haji Indonesia Hilang di Masjid Nabawi, Ditemukan TKW

Tren
Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Daftar Gangguan Mental yang Ditanggung BPJS Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Cara Menulis Teks Miring atau Italic di Chat WhatsApp

Tren
Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Alasan Nomor SIM Diganti NIK KTP, Berlaku Mulai 2025

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com