Para pejabat telah menyampaikan keprihatinannya atas adanya panggilan ini, khususnya yang terjadi di Michigan, karena wilayah itu merupakan medan pertempuran utama perolehan suara antara dua kandidat.
Baca juga: Menakar Dampak Hasil Pilpres Amerika terhadap Perekonomian Indonesia
Panggilan telepon dengan imbauan untuk tidak keluar rumah ini dinilai sebagai upaya untuk menekan pemungutan suara.
"Jelas ini salah dan upaya untuk menekan pemungutan suara. Jangan tertipu!" ujar Jaksa Agung Michigan, Dana Nessel.
Salah satu penerima panggilan ini, seorang pemilih Demokrat di Massachusetts, Janaka Stucky, mengira panggilan itu hanyalah uji oba di wilayah kota tinggalnya terkait rencana kuncian akibat Covid-19.
"Semakin saya memikirkannya, saya seperti, 'Oh, ini benar-benar terasa sangat aneh', dan kemudian mulai merasa seperti, 'Mungkin upaya penindasan terhadap pemilih'," ujar dia.
Tidak hanya FBI, pejabat dari negara bagian New York juga menyelidiki panggilan robot ini.
Baca juga: Hasil Pemilu Presiden AS Bisa Dipantau di Situs Ini
Sebab, dengan adanya panggilan itu, otomatis masyarakat pemilih akan berpikir ulang untuk meninggalkan rumah dan menyalurkan suaranya.
"Upaya menghalangi para pemilih menggunakan hak memberikan suara mereka itu mengecewakan, mengganggu, dan salah," kata Jaksa Agung New York, Letitia James.
Beberapa fakta kunci soal panggilan ini diberitakan oleh Forbes, Selasa (3/11/2020).
Panggilan robot ini sudah dimulai sejak musim panas tahun ini, tetapi intensitasnya meningkat hingga bulan Oktober.
Kini, panggilan itu sudah menjangkau sekitar 10 juta orang di 280 dari 317 kode area yang ada.
Baca juga: Pilpres AS: Percobaan Ketiga Joe Biden demi Menjadi Presiden
Semua panggilan itu menyebut sebagai panggilan percobaan sebelum akhirnya meminta orang untuk tetap tinggal di rumah.
Aplikasi sejenis RoboKiller, YouMail, menyebut sumber panggilan tersebut menggunakan teknologi yang sangat canggih dan berasal dari luar negeri.
Upaya ini memang diakui menimbulkan kekacauan di Amerika Serikat, khususnya pada hari pemilihan ini.
"Jika Anda ingin menimbulkan kekacauan di Amerika untuk pemilihan, salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melakukan robocalling," kata CEO YouMail, Alex Quilici.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.