Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Misterius pada Hari Pemilihan Presiden Amerika Diterima Jutaan Warga AS

Kompas.com - 04/11/2020, 11:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

Para pejabat telah menyampaikan keprihatinannya atas adanya panggilan ini, khususnya yang terjadi di Michigan, karena wilayah itu merupakan medan pertempuran utama perolehan suara antara dua kandidat.

Baca juga: Menakar Dampak Hasil Pilpres Amerika terhadap Perekonomian Indonesia

Panggilan telepon dengan imbauan untuk tidak keluar rumah ini dinilai sebagai upaya untuk menekan pemungutan suara.

"Jelas ini salah dan upaya untuk menekan pemungutan suara. Jangan tertipu!" ujar Jaksa Agung Michigan, Dana Nessel.

Salah satu penerima panggilan ini, seorang pemilih Demokrat di Massachusetts, Janaka Stucky, mengira panggilan itu hanyalah uji oba di wilayah kota tinggalnya terkait rencana kuncian akibat Covid-19.

"Semakin saya memikirkannya, saya seperti, 'Oh, ini benar-benar terasa sangat aneh', dan kemudian mulai merasa seperti, 'Mungkin upaya penindasan terhadap pemilih'," ujar dia.

Tidak hanya FBI, pejabat dari negara bagian New York juga menyelidiki panggilan robot ini.

Baca juga: Hasil Pemilu Presiden AS Bisa Dipantau di Situs Ini

Sebab, dengan adanya panggilan itu, otomatis masyarakat pemilih akan berpikir ulang untuk meninggalkan rumah dan menyalurkan suaranya.

"Upaya menghalangi para pemilih menggunakan hak memberikan suara mereka itu mengecewakan, mengganggu, dan salah," kata Jaksa Agung New York, Letitia James.

Beberapa fakta kunci soal panggilan ini diberitakan oleh Forbes, Selasa (3/11/2020).

Panggilan robot ini sudah dimulai sejak musim panas tahun ini, tetapi intensitasnya meningkat hingga bulan Oktober.

Kini, panggilan itu sudah menjangkau sekitar 10 juta orang di 280 dari 317 kode area yang ada.

Baca juga: Pilpres AS: Percobaan Ketiga Joe Biden demi Menjadi Presiden

Semua panggilan itu menyebut sebagai panggilan percobaan sebelum akhirnya meminta orang untuk tetap tinggal di rumah.

Aplikasi sejenis RoboKiller, YouMail, menyebut sumber panggilan tersebut menggunakan teknologi yang sangat canggih dan berasal dari luar negeri.

Upaya ini memang diakui menimbulkan kekacauan di Amerika Serikat, khususnya pada hari pemilihan ini.

"Jika Anda ingin menimbulkan kekacauan di Amerika untuk pemilihan, salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan melakukan robocalling," kata  CEO YouMail, Alex Quilici.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Presiden Iran Meninggal, Apa Pengaruhnya bagi Geopolitik Dunia?

Tren
Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tanda Seseorang Kemungkinan Psikopat, Salah Satunya dari Gerakan Kepala

Tren
5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

5 Pillihan Ikan untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Bantu Tubuh Lebih Sehat

Tren
Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Apakah Masyarakat yang Tidak Memiliki NPWP Tak Perlu Membayar Pajak?

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 21-22 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

[POPULER TREN] Kasus Covid-19 di Singapura Naik Hampir Dua Kali Lipat | Ayah dan Anak Berlayar Menuju Tempat Terpencil di Dunia

Tren
Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Apa Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi di Iran?

Tren
Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Jadwal dan Susunan Peringatan Waisak 2024 di Borobudur, Ada Festival Lampion

Tren
Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Berkaca dari Kasus Wanita Diteror Teman Sekolah di Surabaya, Apakah Stalker atau Penguntit Bisa Dipidana?

Tren
Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Studi Ungkap Obesitas pada Anak Bisa Kurangi Setengah Harapan Hidupnya

Tren
Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Presiden Iran Ebrahim Raisi Meninggal karena Kecelakaan Helikopter, Siapa Penggantinya?

Tren
Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Cara Menambahkan Alamat Rumah di Google Maps, Bisa lewat HP

Tren
3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

3 Idol Kpop yang Tersandung Skandal Burning Sun

Tren
Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Spesifikasi Helikopter Bell 212 yang Jatuh Saat Membawa Presiden Iran

Tren
7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

7 Makanan Obat Alami Asam Urat dan Makanan yang Harus Dihindari

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com