Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

92 Tahun Sejarah dan Isi Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Kompas.com - 28/10/2020, 06:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Karena ada perbedaan paham ini maka pemerintah kolonial Belanda tidak segera sampai pada kebijakan untuk menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi satu-satunya.

Padahal, sebelumnya Perancis dan Inggris mewajibkan bahasanya diterapkan di daerah jajahannya. Namun, kebijakan Belanda itu justru membuat bahasa Melayu memiliki kesempatan menjadi bahasa Indonesia.

Baca juga: Kisah Lagu Indonesia Raya dan Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

Detik-detik Sumpah Pemuda

Dikutip dari Kompas.com, 28 Oktober 2019, Kongres Pemuda II diselenggarakan pada 27-28 Oktober 1928.

Kongres itu melahirkan sebuah deklarasi yang dikenang hingga saat ini. Tokoh yang berjasa dalam merumuskan deklarasi itu adalah Moh Yamin.

Saat kongres berlangsung, dia menuliskan gagasan "Sumpah Pemuda" dalam sebuah kertas.

Kertas itu kemudian dia sodorkan kepada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres.

"Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya punya rumusan resolusi yang elegan)," kata Yamin kepada Soegondo, dikutip dari buku Mengenang Mahaputra Prof. Mr. H. Muhammad Yamin Pahlawan Nasional RI (2003).

Teks Sumpah Pemuda

Deklarasi bernama Sumpah Pemuda itu lahir setelah para peserta menyatakan sebuah kesepakatan bersama akan pentingnya persatuan pemuda.

Adapun istilah Sumpah Pemuda tidak muncul dalam putusan kongres tersebut, tetapi diberikan setelahnya.

Berikut ini isi teks keputusan Kongres Pemuda II:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Lagu "Indonesia Raya" yang melegenda

Lagu "Indonesia Raya" diciptakan dan diperdengarkan untuk pertama kali pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928.

Lagu tersebut diperdengarkan secara instrumental di depan kongres dengan biola. Satu hal yang menarik dari lagu "Indonesia Raya" adalah, tidak banyak yang tahu bahwa lagu tersebut selama ini dinyanyikan hanya satu bait.

WR Supratman menciptakan lagu tersebut dalam tiga bait (stanza). Dari ketiganya, stanza pertama jauh lebih populer dan dihafal masyarakat Indonesia daripada kedua dan ketiga.

Baca juga: Update: 12 Vaksin Corona Masuki Uji Coba Tahap 3, 6 Disetujui Terbatas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com