"Dari pendekatan tersebut, saya bisa jelaskan untuk pantauan dari kondisi angin bahwa saat ini belum menunjukkan karakter musim hujan," ujar Agie saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/10/2020).
Pasalnya, Andi melanjutkan, saat ini pola angin masih dari Australia, belum dari Asia seperti dalam gambar berikut ini:
Baca juga: 7 Tips Aman Menghindari Petir Ketika Hujan Deras
Dia menambahkan, Indonesia disebutkan sudah memasuki musim hujan apabila anginnya sudah baratan, atau mengarah dari Asia menuju Australia.
"Atau mengindikasikan udara didorong dari Asia ke Australia dan mengakibatkan pertemuan massa udara di Indonesia," kata Agie.
Sementara itu, saat ini jika dilihat dari frekuensi curah hujannya, memang beberapa wilayah sudah memiliki frekuensi yang cukup sering.
Baca juga: Berkaca dari Kasus di Pinrang, Benarkah Bermain Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir?
Meskipun, kata Agie, secara kumulatif belum memenuhi sebulan penuh curah hujan sebagai karakter curah hujan (setiap daerah memiliki standar berbeda).
"Sehingga bisa saya simpulkan bahwa saat ini kita masih dalam masa peralihan, atau menuju periode musim hujan," papar Agie.
Katanya, di masa seperti ini justru energi atmosfer cukup besar, dan akan sering terjadi hujan lebat dan angin kencang. Bahkan memungkinkan juga muncul puting beliung atau hujan es.
Berbicara mengenai hujan ekstrem, Agie menjelaskan ada beberapa wilayah yang akan dilanda hujan ekstrem seminggu ke depan.
"Sumatera adalah wilayah yang perlu mewaspadai hujan esktrem seminggu ke depan, dilanjut Jawa dan Kalimantan," katanya.
Baca juga: Hujan di Saat Musim Kemarau, Mengapa Bisa Terjadi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.