KOMPAS.com - Sejak klaster pertama kasus corona virus jenis baru dilaporkan di China pada Desember lalu, para ilmuwan berlomba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai penyakit yang sangat menular yaitu Covid-19 dan bagaimana menghentikan penyebarannya.
Virus corona SARS-CoV-2, penyebab Covid-19 diketahui ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung, tetesan air liur saat batuk atau bersin.
Tapi, muncul perdebatan ilmiah dan penelitian yang tengah berlangsung mengenai penularan yang diturunkan dari pembawa asimptomatik.
Baca juga: Mengenal Apa Itu OTG dan Bagaimana Mengujinya?
Melansir Aljazeera, Jumat (12/6/2020), asimptomatik berarti seseorang yang telah terinfeksi virus, namun tidak merasa sakit atau mengalami gejala apa pun.
Ini berbeda dari pra-gejala, yang berarti seseorang tidak menunjukkan gejala pada tahap awal penyakit tetapi mengembangkannya nanti.
Bagi seseorang yang tidak menunjukkan gejala, waktu antara infeksi dan timbulnya gejala dapat berkisar dari 1-14 hari.
Baca juga: Waspada, OTG Mendominasi Penambahan Kasus Covid-19
Meski begitu, mayoritas orang yang terinfeksi menunjukkan gejala dalam lima hingga enam hari.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala Covid-19 yang paling umum antara lain demam, kelelahan, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, sakit tenggorokan, diare, atau kehilangan bau atau rasa.
Baca juga: Para Ahli Teliti Gejala-gejala Langka Virus Corona, Apa Saja?
Konsensus umum di antara pejabat kesehatan dan pakar adalah iya.
WHO berpendapat bahwa orang tanpa gejala dapat menularkan Covid-19. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan tingkat penularannya.
Dr Naheed Usmani, presiden Asosiasi Dokter Keturunan Pakistan di Amerika Utara (APPNA), mengatakan bahwa orang yang asimptomatik umumnya tidak diskrining.
"Paling tidak di Amerika Serikat. Mereka pasti dapat menyebarkan penyakit ini," kata dia.
Baca juga: Hampir 80 Persen Kasus Covid-19 Tak Bergejala, Ini Fakta soal OTG
Seperti halnya kasus yang bergejala dan pra-gejala, orang yang tidak bergejala dapat melepaskan virus dengan berbagai cara, termasuk melalui meludah, batuk, dan bersin.