Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Steroid Disebut Mampu Kurangi Tingkat Kematian Pasien Covid-19

Kompas.com - 05/10/2020, 13:07 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump diberikan obat steroid deksametason, dalam perawatan di Walter Reed setelah dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Deksametason, obat dari golongan kortikosteroid, terbukti efektif dalam merawat pasien Covid-19, berdasarkan uji coba yang dilakukan di Universitas Oxford, Inggris.

Diberitakan Kompas.com, 10 September 2020, kortikosteroid tidak memiliki kemampuan yang sama dengan turunan testosteron, androgen, atau anabolic steroid, yang digunakan para binaragawan dan olahragawan yang tidak sportif.

Kortikosteroid sebagian besar digunakan untuk mengobati penyakit yang timbul akibat inflamasi, ketika sistem imun tubuh melancarkan respons berlebihan terhadap sesuatu yang menyerang sel-sel tubuh.

Keluarga obat-obatan ini telah ada selama berpuluh tahun, di mana penggunaan medis deksametason disetujui pada 1961.

Baca juga: Apa Itu Kortikosteroid dan Mengapa Efektif Melawan Covid-19?

Penelitian mengenai kortikosteroid

Sebuah analisis dari tujuh uji coba internasional yang ditemukan pada 2 September 2020 menunjukkan, obat kortikosteroid mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang sakit parah hingga 20 persen.

Analisis dilakukan dengan mengumpulkan data dari uji coba terpisah antara hidrokortison dosis rendah, deksametason, dan metilperdnisolon.

Ditemukan, steroid mampu meningkatkan kelangsungan hidup pasien dengan Covid-19 dalam kondisi cukup sakit untuk dirawat secara intensif di rumah sakit.

"Ini setara dengan sekitar 68 persen pasien Covid-19 kondisi parah yang bertahan hidup setelah pengobatan dengan kortikosteroid, dibandingkan sekitar 60 persen yang bertahan tanpa kortikosteroid," ujar para peneliti seperti dikutip dari Reuters, 2 September 2020.

Baca juga: Apa Itu Dexamethasone, Obat Kortikosteroid dan Efek Sampingnya...

Sementara dikabarkan CNA, pimpinan klinis WHO Janet Diaz mengungkapkan, pihaknya telah memperbarui saran untuk memasukkan rekomendasi kuat penggunaan steroid pada pasien dengan Covid-19 dalam kondisi parah dan kritis.

Menurut profesor statistik medis dan epidemiologi di Universitas Bristol Inggris yang turut dalam analisis, Jonathan Sterne, steroid merupakan obat yang murah dan mudah didapat.

"Dan analisis kami memastikan bahwa steroid efektif dalam mengurangi kematian di antara orang yang paling parah terkena Covid-19," ujar dia.

Ia menambahkan, uji coba yang dilakukan para peneliti di Inggris, Brasil, Kanada, China, Perancis, Spanyol, dan Amerika Serikat, memberikan hasil yang konsisten.

Penelitian menunjukkan obat bermanfaat bagi pasien kondisi parah tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau berapa lama pasien sakit.

Baca juga: Setelah Remdesivir, Jepang Setujui Deksametason Jadi Obat Covid-19

Temuan yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association ini memperkuat hasil yang dipuji sebagai terobosan besar pada Juni lalu, saat deksametason menjadi obat pertama yang terbukti mampu mengurangi tingkat kematian di antara pasien Covid-19 dalam kondisi sakit parah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

5 Penyebab Anjing Peliharaan Mengabaikan Panggilan Pemiliknya

Tren
8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

8 Fakta Penggerebekan Laboratorium Narkoba di Bali, Kantongi Rp 4 Miliar

Tren
UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

UPDATE Banjir Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Warga Dilaporkan Hilang

Tren
Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Rusia Temukan Cadangan Minyak 511 Miliar Barel di Antarktika, Ancam Masa Depan Benua Beku?

Tren
Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Duduk Perkara Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan, Buntut Harta Kekayaan Tak Wajar

Tren
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Anda Latihan Beban Setiap Hari

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Pendaftaran Sekolah Kedinasan Dibuka Besok, Berikut Link, Jadwal, Formasi, dan Cara Daftar

Tren
Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal 'Muncak' di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal "Muncak" di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Minum Teh Selama Sebulan?

Tren
Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Bisakah Hapus Data Pribadi di Google agar Jejak Digital Tak Diketahui?

Tren
Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com