Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty International: 7.000 Petugas Medis Meninggal Dunia karena Covid-19

Kompas.com - 04/09/2020, 16:10 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah laporan terbaru dari Amnesty International menemukan sekitar 7.000 petugas medis di seluruh dunia meninggal dunia akibat virus corona.

Untuk mendapatkan data itu, Amnesty International secara teratur meninjau dan mengumpulkan data terkait kematian di antara petugas medis dari berbagai sumber.

Di antara sumber-sumber tersebut adalah tokoh pemerintah, data yang dikumpulkan oleh asosiasi medis nasional, dan daftar berita kematian yang diterbitkan di media seluruh dunia.

"Lebih dari 7.000 orang meninggal saat mencoba menyelamatkan orang lain adalah krisis dalam skala yang mengejutkan," kata Kepala Keadilan Ekonomi dan Sosial di Amnesty International, Steve Cockburn, dalam laman resmi Amnesty International, 3 September 2020.

"Setiap pekerja kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerja dan ini adalah skandal bahwa begitu banyak orang yang harus membayar mahal," lanjut dia.

Menurut Cockburn, angka kematian petugas kesehatan yang tinggi terjadi di negara-negara, seperti Meksiko, Brazil, dan Amerika Serikat.

Dia pun menyerukan kerja sama global untuk memastikan semua petugas kesehatan mendapat alat pelindung yang memadai, sehingga dapat melanjutkan pekerjaan penting tanpa mempertaruhkan nyawa mereka.

Baca juga: 104 Dokter Wafat Selama 6 Bulan Pandemi Covid-19, IDI Gelar Doa Bersama

Selain itu, Steve juga meminta agar pemerintahan berbagai negara mendengarkan para petugas kesehatan yang berbicara mengenai kondisi kerja mereka.

"Mereka harus mendengarkan petugas kesehatan yang berbicara tentang kondisi kerja mereka dan menghormati hak mereka untuk berorganisasi," kata dia.

"Selama pandemi, pemerintah telah memuji petugas kesehatan sebagai pahlawan, tetapi keadaan ini hampa ketika begitu banyak pekerja yang meninggal karena kurangnya perlindungan dasar," ujar Cockburn.

Meksiko menjadi negara yang mencatatkan angka kematian petugas medis tertinggi dengan 1.320 orang.

Berikut rincian 10 negara dengan jumlah kematian petugas medis terbanyak:

  • Meksiko: 1.320
  • AS: 1.077
  • Inggris: 649
  • Brazil: 634
  • Rusia: 631
  • India: 573
  • Afrika Selatan: 240
  • Italia: 188
  • Peru: 183
  • Iran: 164

Baca juga: Pemerintah Prioritaskan 1,5 Juta Tenaga Medis Disuntik Vaksin Covid-19

Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat lebih banyak dari laporan Juli ketika Amnesti menemukan 3.000 petugas kesehatan meninggal dunia.

Tingginya angka tersebut didorong oleh meningkatnya angka infeksi virus corona di beberapa negara serta ketersediaan sumber data baru.

Pada Juli 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa lebih dari 10 persen infeksi global berasal dari petugas medis.

"Banyak petugas kesehatan juga menderita kelelahan fisik dan psikologis setelah berbulan-bulan bekerja di lingkungan yang sangat stres," kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari DW, 17 Juli 2020.

Risiko paparan ini adalah alasan mengapa pekerja medis di beberapa negara marah atas rendahnya ketersediaan alat pelindung diri.

Berdasarkan data dari wabah SARS tahun 2002 dan 2003, WHO menyebut 21 persen kasus dalam pandemi itu dialami pekerja medis.

Pola serupa muncul di kalangan pekerja medis yang menangani pasien Covid-19.

Baca juga: IDI Berduka, 100 Dokter Meninggal akibat Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membuat Hand Sanitizer Versi WHO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Matahari Tepat di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat

Tren
Kekuasaan Sejarah

Kekuasaan Sejarah

Tren
Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Kisah Alfiana, Penari Belia yang Rela Sisihkan Honor Demi Berhaji, Jadi Salah Satu Jemaah Termuda

Tren
Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Jokowi Luncurkan Aplikasi Terpadu INA Digital, Bisa Urus SIM, IKD, dan Bansos

Tren
Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Biaya UKT Universitas Muhammadiyah Maumere, Bisa Dibayar Pakai Hasil Bumi atau Dicicil

Tren
Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Pegi Bantah Telah Membunuh Vina, Apakah Berpengaruh pada Proses Hukum?

Tren
Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Singapura Tarik Produk Kacang Impor Ini karena Risiko Kesehatan, Apakah Beredar di Indonesia?

Tren
Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Maskot Pilkada DKI Jakarta Disebut Mirip Kartun Shimajiro, KPU Buka Suara

Tren
Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Ramai di Media Sosial, Bagaimana Penilaian Tes Learning Agility Rekrutmen BUMN?

Tren
Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Batalkan Kenaikan UKT, Nadiem: Kalau Ada Kenaikan Harus Adil dan Wajar

Tren
Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Buntut Pencatutan Nama di Karya Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Dicopot dari Dekan dan Dosen FEB Unas

Tren
Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Alasan Nadiem Makarim Batalkan Kenaikan UKT Perguruan Tinggi Tahun Ini

Tren
Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Cara Melihat Nomor Sidanira untuk Daftar PPDB Jakarta 2024

Tren
Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Kronologi Balita 2 Tahun di Sidoarjo Meninggal Usai Terlindas Fortuner Tetangga

Tren
Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Sosok Kamehameha, Jurus Andalan Son Goku yang Ada di Kehidupan Nyata

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com