Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Bengkulu dalam Sejumlah Pemberitaan Media Internasional

Kompas.com - 19/08/2020, 14:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pagi tadi, Rabu (19/8/2020) sekitar pukul 05.30 WIB wilayah Bengkulu diguncang dua gempa dengan kekuatan hampir mencapai Magnitudo 7.

Kedua gempa itu terjadi dalam waktu yang tidak jauh berselang, gempa pertama terjadi pada pukul 05.23 WIB dengan kekuatan M 6,8.

Sementara gempa kedua terjadi 6 menit setelahnya, yakni pukul 05.29 WIB dengan kekuatan tidak jauh berbeda M 6,9.

Karena terjadi berdekatan dengan kekuatan yang hampir sama pula maka banyak yang menyebut gempa pagi tadi sebagai gempa kembar.

Ternyata, gempa yang getarannya dirasakan hingga daratan Singapura ini juga menjadi topik pemberitaan sejumlah media internasional.

Baca juga: 8 Fakta Gempa Bengkulu, dari Disebut Gempa Kembar hingga Terasa sampai Singapura

Times Now News mengangkat judul "Dua Gempa Guncang Pulau Sumatera Indonesia, Tidak Ada Peringatan Tsunami".

Gempa Bengkulu dalam pemberitaan media asing.. screenshoot Gempa Bengkulu dalam pemberitaan media asing..

Dalam artikel yang tayang Rabu (19/8/2020) pagi itu, disebutkan Peringatan Tsunami Samudera Hindia dan Sistem Mitigasi menyebut tidak berdampak signifikan bagi negara-negara di sekitar Samudera Hindia.

Dampak gempa berupa kerusakan juga terpantau rendah.

Sudah bukan menjadi rahasia, kepulauan di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia memang kerap mengalami aktivitas seismik, karena posisinya yang dilalui jalur cincin api pasifik, tempat lempeng-lempeng tektonik bertabrakan.

Baca juga: Fenomena Gempa Kembar Bengkulu dan Terasa sampai Singapura, Ini Faktanya

Waspadai gempa susulan

Gempa Bengkulu Bloombergscreenshoot Gempa Bengkulu Bloomberg

Pada pemberitaan lain, Bloomberg mengangkat sisi adanya peringatan akan kembali terjadi gempa susulan setelah gempa kedua yang berkekuatan M 6,9.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan warga untuk menghindari bangunan terutama yang sudah menunjukkan adanya retakan.

Ini tetap disampaikan meskipun sejauh ini belum ada laporan korban jiwa atau kerusakan besar yang terjadi.

Bloomberg, kembali menuliskan pengalaman Indonesia pada gempa di Sulawesi Tengah pada 2018 lalu.

Ketika itu lebih dari 4.000 orang tewas akibat gempa besar yang disusul gelombang tsunami juga fenomena likuefaksi.

Baca juga: Ada Patahan Mentawai dan Enggano, Wilayah Bengkulu Rawan Gempa dan Tsunami

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com