Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Lipat Gandakan Anggaran untuk Vaksin Covid-19 Produksi Moderna

Kompas.com - 27/07/2020, 17:02 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah perusahaan farmasi dan para peneliti di dunia terus berupaya menemukan vaksin yang tepat untuk Covid-19.

Sejumlah vaksin hasil pengembangan telah menunjukkan hasil uji klinis yang membawa optimisme bagi masyarakat dunia, bahwa pandemi Covid-19 akan segera teratasi.

Salah satunya, vaksin yang diproduksi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Moderna.

Dilansir dari The Straits TimesSenin (27/7/2020), AS telah menganggarkan hampir 1 miliar dollar AS untuk pengembangan vaksin dari Moderna.

Dana ini disediakan karena vaksin yang sudah memulai fase akhir uji klinisnya ini dianggap potensial sehingga negara mendukung percepatan pengembangannya.

Saat ini, pemerintah yang ada di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump berencana menggelontorkan dana sebesar 472 juta dollar AS, menambah 483 juta dollar AS yang diberikan sebelumnya.

Hal itu disampaikan oleh perusahaan bioteknologi tersebut pada Minggu (26/7/2020).

Baca juga: Ada Anggapan Indonesia Jadi Kelinci Percobaan Vaksin China, Ini Tanggapan Bio Farma

Perusahaan menyebut dana investasi tambahan itu digunakan untuk memperluas sampel pada uji klinis ketiga secara signifikan, yakni mencakup 30.000 peserta.

Pada uji coba sebelumnya, yang melibatkan sampel dalam skala kecil (45 sampel), vaksin ini terbukti mampu menghasilkan antibodi untuk virus corona.

Artinya, virus berpotensi efektif untuk menangkal infeksi virus pada tubuh seseorang.

Uji klinis pun berlanjut ke tahap dua dan terakhir yang akan dimulai hari ini, Senin (27/7/2020).

Setengah dari total sampel yang berjumlah sebanyak 30.000 orang akan mendapatkan 100 mikrogram vaksin.

Sementara, setengah yang lain akan diberikan plasebo (obat kosong untuk mengetahui perbandingannya).

Di antara sejumlah vaksin yang tengah dikembangkan di dunia, vaksin yang dikembangkan Moderna ini bisa dibilang ada di posisi terdepan.

Sebab, proses uji klinis sudah memasuki tahap final.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

5 Potensi Efek Samping Minum Susu Campur Madu yang Jarang Diketahui

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com