Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset AS Ungkap Pria Botak Berisiko Lebih Tinggi Terkena Covid-19

Kompas.com - 25/07/2020, 06:03 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Percobaan mengikuti dua studi kecil di Spanyol yang dipimpin oleh Profesor Wambier.

Studi tersebut mengungkapkan, muncul pola ketidakproposionalan jumlah pria dengan pola kebotakan yang tengah dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

Baca juga: Pakar WHO: Jangan Berharap Vaksinasi Covid-19 Dapat Dilakukan Awal 2021

Dalam sebuah penelitian, 79 persen pria yang menderita Covid-19 di tiga rumah sakit di Madrid merupakan pria botak.

Penelitian terhadap 122 pasien, yang diterbitkan dalam Journal of American Academy of Dermatology menemukan 71 persen pasien tersebut botak.

Adapun tingkat latar belakang kebotakan pada pria kulit putih pada usia yang sama dengan pasien yang diteliti yakni antara 31-53 persen.

Korelasi serupa ditemukan dalam penelitian dengan sampel beberapa perempuan dengan kerontokan rambut yang dikaitkan dengan androgen.

Baca juga: 6 Kebiasaan yang Bisa Merusak Rambut

Ilmuwan lain mengatakan, lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi senang dengan hubungan yang potensial.

"Semua orang mengejar hubungan antara androgen dan hasil Covid-19," ujar Wakil Presiden Eksekutif di Prostate Cancer Foundation, Howard Soule kepada Science Magazine.

Diketahui, spesialis kanker prostat terbiasa dengan peran androgen yang dapat bermain di dalam penyakit tersebut lantaran itu ada di dalam prostat.

Hormon merangsang enzim yang meningkatkan pertumbuhan kanker.

Baca juga: Sejarah Tempe, Makanan Kaya Protein yang Lahir dari Era Tanam Paksa

Protein lonjakan

Pada April 2020, para peneliti menerbitkan sebuah makalah dalam jurnal Cell yang menunjukkan bahwa enzim TMPRSS2 juga terlibat dalam infeksi virus corona.

Untuk menginfeksi sel, virus corona menggunakan apa yang disebut protein 'lonjakan' yang mengikat membran sel, suatu proses yang diaktifkan oleh enzim.

Dalam hal ini, tampaknya TMPRSS2 mungkin enzim tersebut.

Para ilmuwan belum tahu apakah enzim merespons dengan cara yang sama dengan androgen di paru-paru seperti halnya di prostat, tetapi bukti lain tampaknya mendukung hubungan potensial ini.

Baca juga: Bagaimana Respons Imun Tubuh Menghadapi Virus Corona Bisa Menentukan Hidup dan Mati

Sebuah studi dari Veneto, Italia, dari 9.280 pasien menemukan bahwa laki-laki dengan kanker prostat yang menggunakan androgen-deprivation therapy (obat yang mengurangi kadar testosteron) hanya 25 persen mungkin untuk terkena Covid-19 dibandingkan laki-laki dengan tindakan penanganan yang berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com