Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Unggahan Kamar Isi Sampah Disebut Hoarding Disorder, Ini Kata Dokter Jiwa...

Kompas.com - 14/07/2020, 11:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

“Nggak berani bikin diagnosis kalau nggak ketemu orangnya,” ujar Heriani saat dihubungi Kompas.com Senin (13/7/2020).

Meski demikian pihaknya mengkhawatirkan apa yang terjadi pada pemilik kamar tersebut tidak hanya sekedar hoarder.

“Kalau orangnya smart, pekerjaan baik, penyendiri (ini meski diketahui penyendiri dari dulu atau baru saja) lalu tiba-tiba menghilang dan mengabaikan tanggung jawab, nggak bayar kos tanpa berkomunikasi, rasanya bukan 'sekedar' hoarder,” terang dia.

Dia lebih mengkhawatirkan apabila si pemilik kamar mungkin mengalami gangguan jiwa lain atau mungkin depresi berat.

“Kalau bisa, menghubungi keluarganya deh biar bisa dibantu. Rasanya memang perlu bantuan psikiater,” ujar dia.

Enggan berpisah dari benda

Menurutnya jika hoarding disorder, maka seharusnya pemilik kamar enggan berpisah dari benda-bendanya.

Heriani menyebut, seseorang yang menyimpan-nyimpan barang atau tidak membuang barang bisa menjadi bagian dari beberapa hal yakni demensia, tapi menurutnya ini tidak terjadi pada usia muda.

Kemungkinan lain adalah ada gangguan kognitif atau gangguan perkembangan.

“Tapi ini kan prestasi sekolah dan pekerjaannya bagus,” ujar dia.

Sementara untuk spektrum skizofrenia dan gangguan psikotik lain, atau bukan, menurutnya ini harus diperiksa dulu, dengan melihat apakah ada gejala psikosisnya.

Seperti misal apa ada halusinasi yang membisikinya untuk tidak membuang. Atau karena waham yang membuat seseorang takut.

Kemungkinan lain ia menderita depresi berat sehingga tidak memiliki tenaga atau keinginan untuk menata dan membersihkan kamarnya.  Atau pula merupakan bagian dari gangguan obsesif-kompulsif.

Baca juga: Lebih Jauh tentang Animal Hoarding, Perilaku Orang yang Suka Mengumpulkan Banyak Binatang

Menimbun karena sayang

Lebih lanjut jika seseorang tersebut hoarding maka biasanya ia akan menimbun karena sayang, ingin dikoleksi, atau ada nilai personal. Meski sebenarnya barang tersebut sudah tak berguna,

“Hoarder itu sayang kalo barangnya dibuang. Kadang rapi juga nyimpennya, tapi saking penuhnya barang, jadi ganggu. Orang susah lewat. Bisa jadi sarang kecoak atau curut atau tikus,” ucap dia.

Hoarding menurutnya juga berbeda dengan pemalas.

Pemalas menurutnya sebetulnya ingin bersih-bersih dengan itu semua dibuang akan tetapi ia lebih memilih posisi mager.

Terkait dengan hoarding ia menyebut apabila seseorang mengalami hoarding disorder apabila sudah mengganggu kesehatan sebaiknya memang dilakukan terapi.

"Bisa obat atau CBT (Cognitive-Behavior Therapy)," jelasnya.  

Baca juga: Viral Cara Memotong Hewan Kurban Tidak Berontak, Bagaimana Tekniknya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Viral, Video Pelajar di Yogyakarta Dikepung Usai Tertinggal Rombongan

Tren
Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Daftar Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit yang Tidak Menerapkan KRIS

Tren
Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Tren
7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

7 Makanan Tinggi Kalori yang Menyehatkan, Cocok untuk Menaikkan Berat Badan

Tren
Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Sosok Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Aksesori Mobil

Tren
Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Sejumlah Pemerintah Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Pengamat Pendidikan: Salah Sasaran

Tren
Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Gerbang Dunia Bawah di Siberia Semakin Terbuka Lebar Imbas Es Mencair

Tren
Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Viral, Video Penumpang KRL Terperosok Celah Peron Stasiun Sudirman

Tren
WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi

Tren
Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Video Viral Petugas Dishub Medan Disebut Memalak Pedagang Martabak, Ini Faktanya

Tren
21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

21 Layanan yang Tidak Ditanggung BPJS Kesehatan dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2024, Apa Saja?

Tren
Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Rincian Penerimaan Gratifikasi Rp 23,5 Miliar Eks Kepala Bea Cukai DIY Eko Darmanto

Tren
Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Persib Bandung Gandeng Pinjol sebagai Sponsor, Bagaimana Aturannya?

Tren
Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Berkaca pada Kasus Anak Depresi karena HP-nya Dijual, Psikolog: Kenali Bocah yang Berpotensi Depresi

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Gelombang Tinggi 15-16 Mei 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com