Untuk metode Rope casting dan Burley digunakan pada sapi yang galak atau liar.
Adapun teknik perobohan yang ia gunakan dalam video tersebut Supratikno menjelaskan merupakan teknik yang hanya berlaku pada kambing dan tidak bisa dipraktikkan pada sapi.
“Teknik itu tidak ada namanya. Tidak bisa dipakai pada sapi. Hanya untuk kambing,” ujar dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan faktor lain untuk membuat hewan korban tidak stres yang harus diperhatikan adalah terkait lingkungan lokasi penyembelihan.
Lokasi pemotongan sebaiknya adalah lokasi terbatas.
Dimana lokasi hanya boleh untuk dimasuki orang yang punya kepentingan yakni penyembelih serta petugas yang membantu menghadang hewan.
Serta lokasi mempertimbangkan pula harus tenang, tidak menjadi tontonan dan memiliki fasilitas pendukung untuk proses pemotongan.
Baca juga: Ini Fatwa MUI soal Shalat Idul Adha dan Penyembelihan Kurban di Masa Pandemi Covid-19
Selain itu sebaiknya lokasi merupakan lokasi tertutup dan terjaga agar hewan yang dikorbankan tak melihat hewan lain yang akan disembelih.
Kompetensi penyembelih hewan kurban juga harus dipertimbangkan yakni orang yang terampil, mengerti dan memahami aturan penyembelihan sesuai syariat Islam dan prinsip kesejahteraan hewan.
“Penyembelih menguasai SKKNI No 196 tahun 2014 yang secara garis besar terdiri dari kemampuan religius dan spiritual, kompetensi komunikasi, keselamatan dan keamanan kerja, menerapkan hygiene dan sanitasi, mempersiapkan peralatan, melakukan proses penyembelihan dan menentukan status kematian hewan,” ujarnya.
Supratikno menjelaskan, hewan kurban yang tidak stres saat disembelih, serta cukup istirahat, maka dagingnya akan lebih berkualitas.
Hal itu karena kandungan glikogennya cukup serta proses pengeluaran darah sempurna.
“Hewan stress akan mengaktifasi system simpatis sehingga darah banyak dialirkan ke otak dan otot. Ketika darah banyak di otak maka sapi akan lama matinya, meronta-ronta sehingga dagingnya akan memar karena trauma,” jelas dia.
Saat darah terlalu banyak di otot maka akan menyebabkan banyak darah tertinggal di daging sehinga akan berbau anyir dan mudah menjadi busuk.
Sementara, jika hewan mengalami stress kronis yang berkepanjangan maka akan menyebabkan kadar glikogen sangat rendah.