Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Cara Memotong Hewan Kurban Tidak Berontak, Bagaimana Tekniknya?

Kompas.com - 14/07/2020, 10:15 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Akibatnya, asam laktat tidak terbentuk yang akan menyebabkan PH daging tetap tinggi sehingga daging menjadi daging DFD (Dark, firm and dry).

Sementara jika stress akut hanya sebentar tetapi parah, maka akan menyebabkan proses pemecahan glikogen berlangsung lebih cepat.

Dimana dampaknya asam laktat terlalu cepat muncul sehingga berakibat pH turun terlalu cepat dan daging menjadi PSE (Pale, soft and exudative).

Jangan stres

Dihubungi terpisah, Apriyani selaku Kasubdit Zoonosis Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner menerangkan hal serupa.

Baca juga: 14 Dokter Meninggal dalam Sepekan, Kenapa Banyak Nakes Terinfeksi Covid-19?

Dia menyebut, prinsip penanganan hewan yang baik adalah dengan membuat hewan lebih tenang (tidak stres) sebelum dipotong guna menghasilkan kualitas daging yang baik.

“Pada hewan-hewan seperti pada sapi atau kambing/domba yang mengalami stres sebelum dipotong akan mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan yaitu daging yang dihasilkan lebih gelap dan kering atau DFD,” ujarnya saat dihubungi Minggu (12/7/2020).

Ia juga menjelaskan glikogen akan mempengaruhi kualitas daging.

“Setelah hewan dipotong, glikogen dalam otot diubah menjadi asam laktat. Asam laktat ini diperlukan untuk menghasilkan daging yang enak, empuk dan warna daging yang baik,” ujarnya.

Sehingga, menjaga agar hewan tidak stress supaya glikogen cukup adalah perlu dilakukan.

Lebih lanjut dirinya juga menjelaskan Perobohan hewan saat akan disembelih harus dilakukan dengan cara yang baik.

"Tidak kasar, tidak dibanting,diinjak,ditarik ekor atau ditarik kepalanya," ujar dia.

Penyembelihan selama pandemi

Adapun terkait penyembelihan selama pandemi beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan adalah sebagai berikut:

  • Pembelian hewan secara daring atau dikoordinir panitia
  • Hewan harus sehat, gemuk, tidak cacat dan telah berganti gigi/musinah
  • Panitia tidak boleh terlalu banyak dan merupakan orang yang memiliki kompetensi menangani hewan dan daging kurban.
  • Penerapan protokol kesehatan disetiap proses
  • Penyembelihan dilakukan merata di hari raya dan 3 hari tasrik
  • Pembagian dilakukan dengan diantar ke rumah warga, warga dilarang mengantri di lokasi kurban.
  • Syarat panitia: kompeten, dalam keadaan sehat, memakai APD berupa sepatu boot, baju lengan panjang, sarung tangan, masker, dan pelindung mata.
  • Panitia tidak berasal dari lingkungan yang terdapat orang yang positif covid 19, berangkat langsung dari rumah, (tidak mampir mampir) menjaga hygiene personal. Sebelum pulang dari lokasi kurban mandi dan bajunya direndam dengan deterjen.

"Prinsip umum dalam pelaksanaan kurban adalah kurangi kerumunan, hindari kontak lansung dan hindari mobilitas orang," jelas Supratikno.

Baca juga: Membandingkan Tes Covid-19 di Indonesia dan Dampaknya bagi Penyebaran Virus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com