Beberapa tahun yang lalu, seseorang di Liverpool, Inggris telah menemukan sebuah surat lama dari seorang musisi lokal yang dimasukkan ke dalam sebuah buku.
Surat itu kebetulan ditulis pada 1960 oleh Paul McCartney kepada seorang drummer misterius untuk mengikuti audisi dalam proses pembentukan The Beatles.
Surat itu kemudian terjual melalui lelang dengan harga 55.412 dollar AS atau sekitar Rp 800 juta pada 2011.
Baca juga: Catatan WHO Soal Covid-19 di Indonesia: Kapasitas Tes Masih Rendah
Menurut Kepala Sejarawan Museum of the American Revolution, Philadelphia Philip Mead, lembaga-lembaga bergerak cepat meski berada di bawah bayang-bayang pandemi adalah waktu.
Bagian ini berarti barang-barang fisik harus bertahan lebih dari bertahun-tahun.
"Setiap generasi memilah barang-barang yang masih hidup dari masa lalu, memilih hal-hal yang dapat dibuang dan apa yang perlu dilestarikan," kata dia.
"Pilihan-pilihan itu berbeda ketika kita mengubah ide-ide kita tentang apa yang kita yakini, siapa yang harus diperingati, apa yang kita inginkan untuk menginspirasi generasi mendatang," sambungnya.
Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa apa yang banyak ditemukan hari ini akan berlimpah di kemudian hari, seperti masker.
Misalnya, puluhan ribu mantel pria yang dibuat dan dipakai selama Revolusi Amerika (1775-1783), kata Mead, kini tidak ada satu pun yang diketahui.
Jutaan foto digital, audio dan video menawarkan dokumentasi pandemi yang kaya saat ini, tetapi mereka membutuhkan waktu seumur hidup untuk meninjau kembali.
Mesin-mesin yang menyimpannya akan menjadi usang yang berarti material tersebut perlu ditransfer terus menerus.
Baca juga: Membandingkan Tes Covid-19 di Indonesia dan Dampaknya bagi Penyebaran Virus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.