Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Kirim Balon Propaganda, Picu Kemarahan Korea Utara

Kompas.com - 24/06/2020, 13:47 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Aktivis Korea Selatan mengaku telah menerbangkan balon udara yang membawa pesan propaganda melintasi perbatasan Korea Utara.

Aksi ini dianggap sebagi provokasi terbaru yang memicu peningkatan ketegangan hubungan antara kedua negara tersebut. 

Korea Utara telah menyatakan kemarahannya terhadap balon-balon udara itu, sementara Korea Selatan telah berusaha menghentikan tindakan para aktivis.

Sejak tahun 2018, kedua rival lama ini telah melakukan upaya untuk meningkatkan hubungan dan mempertahankan dialog.

Namun, hubungan itu tampaknya memburuk dengan cepat dalam seminggu terakhir.

Melansir BBC, Korea Utara belum lama ini meledakkan Kantor Penghubung Antar-Korea, di sisi perbatasannya, yang didirikan dua tahun lalu untuk memastikan dialog rutin antara kedua negara.

Analis percaya Pyongyang sengaja meningkatkan ketegangan untuk meningkatkan daya tawar dan memaksa perundingan baru.

Baca juga: Korea Selatan Minta Korea Utara Hentikan Rencana Kirim 12 Juta Selebaran Propaganda

Propaganda udara

Kampanye balon udara telah berlangsung selama bertahun-tahun. Balon-balon ini biasanya membawa selebaran, USB drive atau DVD yang berisi kritik terhadap rezim Pyongyang, serta laporan berita Korea Selatan atau bahkan serial drama Korea.

Semua ini bertujuan untuk menghancurkan kendali Korea Utara terhadap informasi domestik dengan harapan bahwa orang-orang Korea Utara pada akhirnya akan menggulingkan rezim dari dalam.

Namun, pemerintah Korea Selatan sendiri tidak begitu sepakat tentang penerbangan balon-balon itu, dengan alasan ini hanya menghasilkan ketegangan yang bersifat kontraproduktif.

Meskipun ada peringatan dari Korea Utara dan Selatan, para aktivis di Korea Selatan tetap bersikeras dengan mengirimkan beberapa balon.

"Korea Utara kehilangan hak asasi manusia dan diperbudak oleh diktator modern, apakah mereka tidak memiliki hak untuk mengetahui kebenaran ?" kata kelompok di balik peluncuran balon itu.

"Selebaran tidak berbahaya, dan balon juga tidak membawa bom," ungkap dia. 

Baca juga: Korea Utara Mulai Pasang Lagi Pengeras Suara untuk Propaganda

Ketidakpuasan Korea Utara

Pyongyang menganggap penerbangan balon-balon udara itu sebagai penghinaan yang tak tertahankan dan mereka yang mengirimnya adalah "manusia sampah", kebanyakan pengirim balon merupakan pembelot Korea Utara.

Pihak Utara mengatakan bahwa mereka sedang menyiapkan bahan kontra-propaganda sendiri untuk dikirim ke Selatan. Menurut media pemerintah ada sekitar 12 juta selebaran yang siap meyakinkan warga di Selatan tentang kejayaan Pyongyang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com