Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Qin Yinglin, Kekayaannya Bertambah Rp 35 Triliun Saat Pandemi Corona karena Beternak Babi

Kompas.com - 20/06/2020, 16:32 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Meskipun seluruh negara tengah berjuang dalam masa pandemi karena virus corona atau Covid-19, tapi ada orang-orang kaya di dunia yang tidak terpengaruh.

Forbes pun terus mencatat jumlah harta dari orang-orang terkaya di seluruh dunia. Kali ini yang jadi sorotan adalah Qin Yinglin, Chairman dari Muyuan Foodstuff.

Muyuan Foodstuff adalah sebuah perusahaan peternak babi di China.

Dilansir Forbes Real Time Billionaire, Jumat (19/6/2020), Qin Yinglin adalah satu-satunya yang mengalami peningkatan kekayaan di atas 8 persen selama pandemi Covid-19.

Kekayaannya meningkat hingga 2,5 miliar dollar AS atau 8,23 persen per 19 Juni 2020 (setara Rp 35 triliun).

Adapun total kekayaannya per 20 Juni 2020 mencapai 33,4 miliar dolLar AS atau Rp 475,7 triliun.

Dengan kekayaannya itu, dia menempati posisi terkaya nomor 43 di dunia. Sedangkan di China nomor 9 pada 2019.

Baca juga: Berkat E-commerce, Pria 40 Tahun Ini Jadi Orang Terkaya Ketiga China

Pria berusia 55 tahun itu pendapatannya dari peternakan babi yang dibuatnya sendiri.

Dia lahir di Kabupaten Neixiang di Henan, provinsi terpadat di China. Saat ini tinggal di Nanyang, China.

Qin belajar peternakan di Universitas Pertanian Henan kemudian memulai bisnisnya sendiri dengan istrinya, Qian Ying.

Pasangan itu memulai usaha mereka hanya dengan 22 babi pada awalnya. Mereka memulainya pada 1992.

Saat ini Qin menjadi peternak babi terbesar di China dan pasar daging terbesar di dunia. Perusahaan Muyuan telah menetapkan target untuk hampir dua kali lipat outputnya menjadi 20 juta babi tahun ini untuk membantu meringankan krisis pasokan.

Chairman Qin sedang membangun kekayaannya senilai 17 miliar dollar AS setelah reli saham 209 persen selama setahun terakhir.

Baca juga: Berkat PUBG, Bos Tencent Depak Jack Ma dari Orang Terkaya China

Miliarder di pandemi

Dalam laman Forbes disebutkan, mereka menyelesaikan daftar orang terkaya pada 18 Maret lalu. Ada 2.095 miliarder yang dihitung.

Jumlahnya lebih sedikit daripada tahun lalu, selisihnya 58 orang. Diungkapkan juga dari miliarder yang tersisa, sebanyak 51 persen lebih miskin daripada tahun lalu.

Sementara itu, orang terkaya di dunia selama 3 tahun berturut-turut adalah Jeff Bezos.

Sedangkan Bill Gates mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya nomor dua di dunia. Setelah itu ada Bernard Arnault, orang terkaya di Taipan.

Akan tetapi Qin Yinglin adalah pemenang dalam hal ini karena mengalami peningkatan hingga 8 persen selama pandemi.

Baca juga: Harta 10 Orang Terkaya di Dunia Raib Rp 391,6 Triliun dalam Sehari

Secara keseluruhan 267 orang yang masuk daftar Forbes tahun lalu kekayaannya telah menurun ketika bisnisnya terputus.

Beberapa di antaranya yang paling terkenal adalah Adam Neumann dari WeWork. Sementara 21 orang lainnya meninggal.

Namun, Forbes menemukan 178 pendatang baru yang berasal dari 20 negara, seperti pendiri dan CEO Zoom Video Communications Eric Yuan, yang layanannya sedang booming di tengah realitas pandemi.

AS tetap menjadi negara dengan miliarder terbanyak dengan 614 orang miliarder. Lalu diikuti oleh China, termasuk Hong Kong dan Makau dengan 456 orang miliarder.

Baca juga: Berkat Ventilator, Harta Orang Terkaya Singapura Naik Rp 15,5 Triliun Per Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com