Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Perlu Diketahui soal Dexamethasone, Obat yang Diklaim Efektif untuk Pasien Covid-19

Kompas.com - 18/06/2020, 07:11 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dexamethasone (deksametason) tengah menjadi sorotan karena dianggap sebagai terobosan besar dalam memerangi pandemi virus corona.

Pada Selasa (16/6/2020), para ahli yang dipimpin tim Universitas Oxford mengungkapkan temuan awal bahwa dexamethasone dapat mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dalam kondisi parah.

Temuan awal ini menjadikan dexamethasone sebagai obat pertama yang terbukti secara efektif bekerja melawan virus corona jenis baru.

Apa itu dexamethasone?

Dexamethasone merupakan obat steroid berbasis rendah yang biasanya dipakai mengobati berbagai reaksi alergi, rheumatoid arthritis dan asma, gangguan darah, kekebalan tubuh, masalah pernapasan hingga kanker tertentu.

Obat ini masuk dalam obat anti-inflamasi, kelompok obat untuk mengurangi peradangan sehingga meredakan nyeri dan menurunkan demam.

Penelitian dilakukan dengan meresepkan obat ini kepada sekitar 2.000 pasien yang terinfeksi corona virus dengan kasus parah.

Hasilnya, obat mampu mengurangi risiko kematian dengan rasio satu banding tiga untuk pasien yang menggunakan ventilator dan satu banding lima untuk pasien yang menggunakan tabung oksigen.

Dosis harian dexamethasone bisa mencegah satu dari delapan kematian pasien dengan ventilator dan menyelamatkan satu dari setiap 25 pasien yang membutuhkan bantuan oksigen.

Selain itu, tim melibatkan 4.000 pasien sebagai kelompok kontrol yang tidak diberi dexamethasone.

"Dexamethasone adalah obat pertama yang terbukti meningkatkan harapan hidup pasien Covid-19. Hasil ini sangat disambut baik," kata Peter Horby, profesor Emerging Infectious Diseases di Departemen Kedokteran Nuffield, Universitas Oxford.

Baca juga: Mengenal Dexamethasone, Obat yang Diklaim Efektif Selamatkan Pasien dari Covid-19

Efek samping dexamethasone

Dexamethasone telah masuk daftar WHO Model List of Essential Medicines sejak 1977 dalam berbagai formulasi.

Obat jenis ini dapat diperoleh hampir di semua negara.

Mengonsumsi obat ini harus sesuai petunjuk dokter, dengan dosis dan lama pengobatan tergantung pada kondisi medis masing-masing pasien.

Beberapa efek samping dari mengonsumsi obat ini seperti perubahan siklus menstruasi, pusing, sakit perut, gangguan tidur, nafsu makan meningkat, demam, hingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan.

Pemakaian obat ini juga perlu berhati-hati kepada seseorang dengan riwayat penyakit ginjal, TBC, diabetes, penyakit janutng, hipertensi, penyakit hati, dan gangguan pembekuan darah.

Harga obat berbasis dexamethasone tergolong murah. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa obat berbasis dexamethasone.

Namun, melihat efek sampingnya, sebaiknya tak membeli obat dexamethasone secara bebas tanpa resep dokter.

Tanggapan WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik temuan awal pemakaian dexamethasone terhadap pasien Covid-19 dalam kondisi kritis.

Pasien dengan ventilator, pengobatan terbukti mengurangi tingkat mortalitas sebanyak sepertiganya.

Untuk pasien dengan bantuan oksigen, tingkat mortalitas berkurang seperlimanya.

Namun ditegaskan bahwa temuan awal ini baru efektif pada pasien Covid-19 pada kondisi parah.

Sedangkan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan, pengobatan menggunakan dexamethasone belum terbukti efektif.

"Ini berita yang sangat baik dan saya memberi selamat kepada Pemerintah Inggris, Universitas Oxford, dan kepada banyak rumah sakit di Inggris yang berkontribusi dalam menyelamatkan nyawa," ujar Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Baca juga: Temuan Awal, Dexamethasone Terbukti Efektif Selamatkan Pasien Covid-19

Sumber: (Kompas.com/Penulis: Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Virdita Rizki Ratriani, Gloria Setvyani P, Sri Anindiati N) 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Panduan pencegahan virus corona di tempat kerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

7 Pilihan Ikan Tinggi Fosfor, Sehatkan Tulang tapi Perlu Dibatasi Penderita Gangguan Ginjal

Tren
Film Vina dan Fenomena 'Crimetainment'

Film Vina dan Fenomena "Crimetainment"

Tren
5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

5 Efek Samping Minum Kopi Susu Saat Perut Kosong di Pagi Hari

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

[POPULER TREN] Pencairan Jaminan Pensiun Sebelum Waktunya | Prakiraan Cuaca BMKG 24-25 Mei

Tren
Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Rumput Lapangan GBK Jelang Kualifikasi Piala Dunia usai Konser NCT Dream Disorot, Ini Kata Manajemen

Tren
Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Bukan UFO, Penampakan Pilar Cahaya di Langit Jepang Ternyata Isaribi Kochu, Apa Itu?

Tren
5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

5 Tokoh Terancam Ditangkap ICC Imbas Konflik Hamas-Israel, Ada Netanyahu

Tren
Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Taspen Cairkan Gaji ke-13 mulai 3 Juni 2024, Berikut Cara Mengeceknya

Tren
Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis 'How to Make Millions Before Grandma Dies'

Gaet Hampir 800.000 Penonton, Ini Sinopsis "How to Make Millions Before Grandma Dies"

Tren
Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Ramai soal Jadwal KRL Berkurang saat Harpitnas Libur Panjang Waisak 2024, Ini Kata KAI Commuter

Tren
Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Simak, Ini Syarat Hewan Kurban untuk Idul Adha 2024

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di DIY pada Akhir Mei 2024, Ini Wilayahnya

Tren
8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

8 Bahaya Mencium Bayi, Bisa Picu Tuberkulosis dan Meningitis

Tren
3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

3 Alasan Sudirman Said Maju sebagai Gubernur DKI Jakarta, Siap Lawan Anies

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com