Selain itu energinya bersih, biayanya murah dibanding listrik PLN.
Eko mengatakan PLTS atau panel surya bisa bertahan hingga 20 tahun. Sementara inverter sekitar 5 tahun lebih.
Sementara itu kekurangannya adalah bila mendung listrik yang dihasilkan berkurang dan malam hari tidak beroperasi.
Pada PLTS yang juga menggunakan baterai, jika listrik PLN mati, maka listrik rumah tetap menyala.
Eko mengatakan penghematannya relatif. Saat musim kemarau bisa hemat sampai 50 persen. Sedangkan musim hujan 20-30 persen.
Baca juga: Berikut Cara Klaim Token Listrik Gratis pada Bulan Juni
Menurutnya, estimasi harganya beragam, tergantung produknya. Ada yang murah atau biaya investasinya kecil, tapi jelek kualitasnya.
Ada juga yang mahal atau relatif tinggi biaya investasinya tapi awet/tahan lama.
Sebagai gambaran, untuk daya listrik 1.200 VA, dibutuhkan modal sekitar Rp 20 juta.
Eko mengatakan komponen yang didapatkan adalah panel surya, inverter on grid, dan komponen lainnya seperti kabel.
Baca juga: Banyak yang Gagal Terima Subsidi Listrik 900 VA dan 1.300 VA, Apa Masalahnya?
Lalu untuk daya listrik 800 VA, imbuhnya sekitar Rp 15 juta. Sementara itu biaya baterai juga bervariasi sesuai kapasitasnya.
Sedangkan pemasangannya perlu teknisi agar aman, tidak asal pasang.
Terkait memilih PLTS atau tetap berlangganan listrik PLN, menurutnya, penggunaan PLTS bisa dikolaborasikan dengan PLN.
"Ini bisa digabung antara PLN dan PLTS, cara ini lebih baik. Keunggulannya nanti tagihan listrik PLN jadi turun," tuturnya.
Baca juga: Soal Subsidi Listrik untuk 900 VA dan 1.300 VA, Bagaimana Seleksi dan Kuotanya?