Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Svalbard, Sebuah Tempat yang Bisa Jadi Rumah Semua Orang

Kompas.com - 23/05/2020, 07:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Hanya ada jalan sepanjang 40 kilometer di pulau-pulau tersebut dan tidak ada jalan antara permukiman yang berbeda.

Permukiman-permukiman tersebut hanya dapat diaskes menggunakan perahu di musim panas atau mobil saju di musim dingin.

Siapapun yang meninggalkan batas kota biasanya juga membawa senapan sebagai antisipasi jika bertemu dengan beruang kutub.

Di kepulauan ini, ada sekitar 3.000 beruang kutub. Jumlah tersebut melebihi jumlah manusia yang hanya sebanyak 2.926 jiwa.

Baca juga: Kelaparan, Seekor Beruang Kutub Ditemukan Berkeliaran di Siberia

Kondisi fisik pulau

Meskipun terbuka bagi siapa pun untuk tinggal, Svalbard sendiri bukan tempat yang paling ideal.

Tidak ada rumah sakit untuk wanita hamil dan jika ada seseorang yang meninggal, pemerintah daerah mengharuskan jenazah untuk dikirim ke daratan Norwegia.

Sebab, penguburan tidak diizinkan untuk dilakukan di kepulauan ini sejak tahun 1950 karena permafrost atau lapisan tanah yang tebal benar-benar membeku di kepulauan ini sepanjang tahun.

Kondisi tersebut mengakibatkan lapisan ini tidak hanya mengawetkan tubuh tetapi juga terkadang mendorong jenazah keluar jika tidak dikubur cukup dalam.

Permafrost Svalbard dan suhu rendah sepanjang tahun yang dimilikinya juga terbukti ideal untuk memasang Global Seed Vault, sekitar 3 kilometer dari jalan utama Longyearbyen.

Baca juga: Kisah WNI Puasa di Norwegia saat Corona: Tidak Ada Buka Bersama Komunitas WNI

Tempat tersebut telah menyimpan lebih dari 980.000 benih dari seluruh dunia sejak 2008 sebagai cadangan jika terjadi bencana global yang menyebabkan semua tanaman gagal panen.

Namun, saat suhu naik, penyimpanan tersebut mungkin tidak sepenuhnya aman.

Pada tahun 2017, terowongan masuknya mengalami banjir setelah sebagian lapisan es mencair.

Longyearbyen sendiri tidak didesain dengan mempertimbangkan air hujan, tanah longsor, atau pun longsoran salju yang kini menjadi ancaman.

Suhu rata-rata Svalbard sendiri telah meningkat sebanyak 4 derajat celsius sejak tahun 1971, yaitu 5 kali lebih cepat daripada bagian planet lainnya. 

Baca juga: WNI di Norwegia dan Islandia Jalin Silaturahmi Online Saat Wabah Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com