Saat ini, nitazoxanide masih menjalani uji klinis untuk membandingkan efektifitasnya dengan hidroksiklorokuin dan ivermectin.
Ivermectin
Ivermectin adalah makrolida lipofilik yang biasanya digunakan sebagai obat anti-parasit berspektrum luas yang juga mempengaruhi banyak invertebrata.
Pada parasit, ia bekerja dengan mengikat saluran ion glutamat yang berpagar glutamat, yang mengarah pada depolarisasi sel dan kelumpuhan atau kematian parasit.
Baca juga: Sejarah Heroin: Sebelum Jadi Narkoba, Awalnya Obat Batuk untuk Anak
Ketika diarahkan melawan Covid-19, diperkirakan bekerja dengan cara mengikat dan mendestabilisasi protein transpor sel yang digunakan untuk memasuki nukleus.
Kortikosteroid
Salah satu obat imunomodulator yang sedang dipelajari untuk pengobatan Covid-19 adalah kortikosteroid.
Obat ini bekerja di tingkat molekul dengan menghambat perkembangan gen yang dapat menimbulkan inflamasi.
Tocilizumab dan Sarilumab
Beberapa obat yang ditujukan untuk memblokir badai sitokin sedang diuji dalam uji klinis, termasuk tocilizumab dan sarilumab, keduanya antagonis antibodi monoklonal dari reseptor IL-6 yang biasanya digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis.
Bevacizumab
Bevacizumab adalah antibodi monoklonal yang berfungsi sebagai obat yang diarahkan melawan protein pensinyalan VEGF (faktor pertumbuhan endotel pembuluh darah) dalam berbagai perawatan kanker.
Obat ini menekan tumor dengan menghambat pertumbuhan pembuluh darah yang memberi makan tumor.
Baca juga: 2,3 Juta Orang Terinfeksi, Ini Kabar Terbaru soal Pengembangan Vaksin dan Obat Covid-19
Dengan menekan VEGF, obat ini juga berpotensi mengurangi permeabilitas pembuluh darah dan dengan demikian mengurangi jumlah cairan yang masuk ke paru-paru pasien Covid-19 yang menderita ARDS.
Fluvoxamine
Fluvoxamine adalah obat anti-depresan yang biasanya digunakan untuk mengobati gangguan obsesif-kompulsif.
Penelitian sebelumnya pada hewan menemukan bahwa inhibitor serotonin-reuptake selektif ini berikatan dengan reseptor sigma-1 untuk mematikan kaskade inflamasi dari retikulum endoplasma dalam sel.
Obat ini telah diujicobakan pada banyak pasien dan sejauh ini tidak ada efek samping yang berbahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.