KOMPAS.com - Pada Kamis (21/5/2020), kasus baru Covid-19 bertambah 973 kasus baru.
Angka ini menjadi angka kasus baru tertinggi dalam sehari selama kasus Covid-19 ada di Indonesia.
Hingga Kamis (21/5/2020), kasus Covid-19 di Indonesia tercatat 20.162 kasus.
Mengapa lonjakan kasus ini terjadi?
Baca juga: Pembukaan PSBB, Ancaman Klaster Baru Covid-19 hingga Perlunya Pelacakan Kontak
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, penambahan kasus tertinggi tersebut karena beberapa faktor.
"Yang utama, ini menandakan mulai munculnya kasus-kasus akibat makin banyaknya klaster-klaster baru," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (22/5/2020).
Klaster-klaster baru itu muncul akibat masyarakat abai mengikuti anjuran langkah pencegahan, yaitu menghindari keramaian atau kerumunan.
Hal ini terlihat dari ramainya pasar dan pusat perbelanjaan menjelang Lebaran.
Selain itu, lanjut Dicky, pemerintah juga ikut berperan karena melonggarkan penerapan aturan untuk mencegah keramaian tersebut.
"Semakin longgar dalam mencegah keramaian dan abai jaga jarak, ditambah tidak disiplin memakai masker," kata dia.
"Pada gilirannya, klaster baru Covid-19 akan menyebar dan meningkat di berbagai daerah," lanjut Dicky.
Kedua faktor tersebut dinilainya berkontribusi secara signifikan dalam menimbulkan klaster-klaster baru yang berakibat banyaknya kasus positif Covid-19.
Namun, hanya dalam tempo kurang dari tiga bulan, kasus Covid-19 telah dilaporkan ada di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Kapan Idealnya Penerapan PSBB Dibuka?
Hal ini dapat disiasati dengan adanya program digital tracing seperti yang dilakukan Singapura dan Korea Selatan.
"Ya bisa dibilang begitu karena kasusnya berjumlah sangat banyak. Jumlah orang tanpa gejala (OTG) kita akan makin banyak," papar Dicky.
Ia mengingatkan agar situasi ini tak dipandang sebelah mata.
Alasannya, OTG sangat sulit terdeteksi dan tidak bisa diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.