Masyarakat masih banyak yang pergi ke pasar swalayan, toko sembako, sayuran, makanan, juga apotek dan farmasi.
Memang, di tengah aturan ketat yang diberlakukan sebagai upaya mengurangi penyebaran virus, keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan dapur dan medis adalah salah satu yang tetap diizinkan, karena masuk dalam kebutuhan primer manusia.
Baca juga: Ojo Mudik hingga Ora Bisa Mulih, Lagu Didi Kempot tentang Virus Corona
3. Ruang terbuka hijau
Penurunan yang cukup derastis terlihat pada kunjungan masyarakat ke sejumlah tempat terbuka yang bersifat umum.
Katakan lah seperti taman nasional, pantai, marina, plaza, atau taman umum.
Angka yang tercatat oleh Google untuk periode yang sama adalah adanya penurunan sebanyak 43 persen dibandingkan dengan kondisi normal.
Tempat-tempat ini juga menjadi salah satu yang sepi dikunjungi. Aturan yang berlaku memang tidak memungkinkan masyarakat dengan mudah melakukan kunjungan ke tempat-tempat itu.
Sebut lah taman kota atau ruang publik kota lain yang ditutup oleh pemerintah.
Selain itu, melakukan perjalanan cukup jauh, apalagi keluar kota juga sudah sulit. Banyak pembatasan yang diberlakukan, termasuk persyaratan khusus yang harus dipenuhi jika ingin diijinkan bepergian.
Baca juga: Warga Dilarang Mudik Lokal, Dishub DKI Awasi Pergerakan Orang di Check Point
4. Transportasi publik
Selanjutnya atau yang keempat adalah melihat pergerakan warga dalam menggunakan transportasi publik.
Misalnya mendatangi stasiun dan naik kereta, terminal untuk bus, bandara untuk pesawat udara, dan sebagainya.
Untuk aspek ini, penurunan terjadi paling tinggi, mencapai 53 persen sejak 4 April-16 Mei 2020.
Selain keberadaan moda transportasi publik yang dibatasi, masyarakat pun banyak yang memahami risiko bahaya jika bepergian menggunakan tranportasi publik, karena banyaknya orang asing yang ditemui.
Baca juga: Tegal Akhiri PSBB, Apa yang Harus Dilakukan Selanjutnya?
5. Tempat kerja