Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Terserah, Ekspresi Kekecewaan, dan Bentuk Protes kepada Pemerintah...

Kompas.com - 20/05/2020, 06:02 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - "Indonesia Terserah" masih menjadi salah satu topik yang belakangan ini ramai diperbincangan oleh publik.

Topik itu muncul di antaranya setelah dibagikan oleh para tenaga medis yang seolah sudah "terserah" dengan segala sikap masyarakat yang cenderung dinilai abai dengan penyebaran wabah virus corona.

Hal ini terlihat usai viral adanya kerumunan saat penutupan McD Sarinah dan adanya keramaian di terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (15/5/2020) lalu.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

Beberapa menganggap unggahan topik tersebut sebagai bentuk kekecewaan para tenaga medis kepada Pemerintah yang tidak tegas serta masyarakat yang dianggap abai terhadap Covid-19.

Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Siti Zunariyah misalnya.

Ia menilai kemungkinan topik tersebut muncul lantaran ekspresi kekecewaan para tenaga medis terkait dengan apa yang terjadi di tengah pandemi.

Menurut dia, bentuk protes tersebut muncul karena kurangnya perhatian atau tidak adanya perhatian dari masyarakat terkait bahayanya Covid-19.

"Bagaimanapun, hari ini kuasa pengetahuan media masih menjadi domain nakes, bukan yang lain. Ada yang protes ingin ditunjukkan karena terhadap peran yang harus mereka lakukan kurang diakui," ujar Siti kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Baca juga: Indonesia Terserah, Kebijakan Plin-plan, dan Pembiaran Negara...

Perlawanan simbolik

Kritik yang dilayangkan karena adanya pelonggaran pembatasan dan ketidakdisiplinan masyarakat selama masa pandemi virus corona melalui tagar #IndonesiaTerserah.Twitter Kritik yang dilayangkan karena adanya pelonggaran pembatasan dan ketidakdisiplinan masyarakat selama masa pandemi virus corona melalui tagar #IndonesiaTerserah.

Selain itu, pembicaraan mengenai Indonesia Terserah dapat dilihat sebagai bentuk perlawanan simbolik dari warga masyarakat. Hal ini menjadi salah satu penanda kepercayaan para para pemimpin yang mulai tergerus.

Adanya kenaikan iuran BPJS Kesehatan, kebijakan yang plin-plan serta tidak adanya koordinasi antar kementerian dalam menyikapi pandemi kemudian membuat mereka kecewa.

“Tentu bukan perkara mudah pada masa ini, siapa pun pemimpinnya akan berat. Tapi kepedulian dan keberpihakan pada warga yang terdampak pandemi juga belum terlihat jelas,” katanya lagi.

Sehingga menurutnya kesan yang muncul dari pemerintah adalah pembiaran negara atas warganya. “Sehingga wajar muncul ' Indonesia terserah'. Masyarakat mulai tidak peduli tentang apa pun yang akan terjadi, karena kepercayaan yang mulai luntur,” kata dia.

Sementara itu, Guru Besar Psikologi Sosial UGM Prof Faturochman menjelaskan tulisan "Indonesia Terserah" yang ramai di media sosial tersebut, meskipun bernada menyerah, sebenarnya para tenaga medis tidak menyerah.

"Itu protes, jadi bukan menyerah," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (16/5/2020).

Baca juga: Kenali Masa Inkubasi Virus Corona di Dalam Tubuh, Berapa Lama?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com