Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Saat Berbuka Puasa Dianjurkan Memakan Makanan Manis?

Kompas.com - 16/05/2020, 14:07 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tak terasa bulan puasa sudah memasuki 10 hari terakhir. Saat berpuasa, salah satu hal yang sering kita dengar adalah saran agar berbuka dengan makanan yang manis.

Lantas apa alasannya, kenapa sebaiknya kita berbuka dengan yang manis?

Ahli gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Perdana Samekto mengatakan makanan yang manis umumnya memiliki kandungan gula yang tinggi.

“Apabila dikonsumsi setelah puasa dapat segera membantu kita pulih dan menyegarkan,” terangnya kepada Kompas.com, baru-baru ini.

Salah satu contoh makanan yang manis adalah kurma di mana sekitar 70 persen kandungannya adalah gula.

Baca juga: Kurma untuk Penderita Diabetes, Apakah Aman?

Ia menyampaikan, dalam ajaran agama Islam meskipun secara spesifik tidak disebutkan bahwa memakan makanan manis adalah keharusan saat puasa, akan tetapi kurma sendiri adalah salah satu makanan yang dicontohkan untuk dikonsumsi saat berbuka.

“Bahkan yang diutamakan adalah makanan yang segar, yaitu kurma basah. Kurma basah ini per 100 gramnya memiliki kalori setengah dari kurma kering. Apabila tidak ada, barulah mengonsumsi kurma kering atau air,” lanjut dia.

Kurma basah  adalah kurma muda yang ditunggu matang sekitar 1-2 minggu.

Adapun kurma kering adalah kurma yang dikeringkan sehingga tahan lama. 

Baca juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan, Amankah?

Tidak berlebihan

Ilustrasi dua mangkuk buah kurma. Bila disimpan dengan cara yang tepat, kurma bisa awet dari 3 bulan sampai 1 tahun.SHUTTERSTOCK/MAMA_MIA Ilustrasi dua mangkuk buah kurma. Bila disimpan dengan cara yang tepat, kurma bisa awet dari 3 bulan sampai 1 tahun.

Meski demikian, selain kurma, mengonsumsi makanan manis lain seperti es buah, kolak, kue-kue manis juga bisa dilakukan.

“Tapi selalu makan dengan porsi sedang dan tidak berlebihan,” katanya lagi.

Ia juga menyampaikan sebaiknya memberi jeda apabila ingin melanjutkan makan besar.

Tujuannya adalah tubuh bisa beradaptasi dan manfaat puasa terhadap metabolisme tubuh tidak hilang.

“Puasa memberikan kesempatan untuk tubuh kita beristirahat serta membakar cadangan lemak yang dapat menimbulkan penyakit. Sehingga apabila saat selesai puasa berat badan kita tidak turun, mungkin ada yang salah dengan cara kita berpuasa,” kata dia

Penting bagi seseorang untuk menjaga nilai gizi makanannya selama bulan puasa.

Karena itu Perdana juga menyampaikan agar apa yang dikonsumsi tetap menjaga pola makan seimbang yang meliputi makanan pokok, lauk, sayur dan buah setiap hari.

Serta sebaiknya menghindari makan seara berlebihan.

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh apabila Kebanyakan Makan Saat Sahur...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Sempat Diteriaki Warga tapi Tak Menggubris, Kakek Berusia 61 Tahun Tertabrak KA di Sragen

Tren
Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Perpanjang Pajak STNK Harus Bawa KTP Asli Pemilik Kendaraan, Bagaimana jika Sudah Meninggal?

Tren
Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Air Kelapa Muda Vs Air Kelapa Tua Sehat Mana? Ini Beda dan Manfaatnya

Tren
Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tari Rangkuk Alu Jadi Google Doodle Hari Ini, Apa Alasannya?

Tren
3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

3 Artefak Langka Majapahit Ditemukan di AS, Nilainya Rp 6,5 Miliar

Tren
Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Penjelasan Kemenpora dan MNC Group soal Aturan Nobar Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Ilmuwan Temukan Salah Satu Bintang Tertua di Alam Semesta, Terletak di Galaksi Tetangga

Tren
Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Korsel Akan Beri Insentif Rp 1 Miliar untuk Bayi yang Baru Lahir, Apa Alasannya?

Tren
5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

5 Air Rebusan untuk Atasi Jerawat, Salah Satunya Jahe dan Kunyit

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com