KOMPAS.com - Bagi umat Muslim yang tengah menjalani ibadah puasa, waktu berbuka dan sahur merupakan waktu yang dinanti untuk mengisi energi sebelum dan setelah menjalankan puasa.
Namun, hal yang perlu diperhatikan saat menyantap makanan adalah porsi yang dikonsumsi.
Apabila mendekati waktu Imsakiyah, orang cenderung akan mengonsumsi banyak makanan dalam waktu singkat.
Padahal kondisi ini menimbulkan rasa kekenyangan yang berlebih.
Baca juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan, Amankah?
Lantas, apa dampak yang terjadi pada tubuh apabila makan sahur kekenyangan?
Dokter Ahli Gizi Samuel Oetoro MS, SpGK mengungkapkan, gejala klinis dari seseorang yang telalu banyak makan atau kekenyangan dapat menimbulkan begah.
"Lambung itu sebenarnya ada bagian-bagiannya, 1/3 makanan, 1/3 air, dan 1/3 paling atas udara. Jika jika makan melebihi 1/3 bagian, maka lambung akan mendorong ke atas dan akibatnya sendawa," ujar Samuel saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/5/2020).
Apabila sudah sendawa, pada kondisi tertentu perut akan terasa begah dan tidak akan nyaman jika kondisi ini berlarut saat menjalankan puasa.
Sementara itu, komposisi makanan yang dapat menimbulkan rasa kekenyangan bisa berupa karbohidrat.
Umumnya orang Indonesia banyak mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, misalnya nasi putih, mi, bihun, roti dan lainnya.
Baca juga: Suntik Insulin Saat Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya?
Jika kandungan karbohidrat berlebih di dalam tubuh, maka gula darah akan naik.
"Kalau gula darah naik, tubuh akan menghasilkan insulin untuk menurunkan kadar gula di dalam tubuh. Akibatnya orang akan lemas jika kadar gula turun," lanjut dia.
Samuel menjelaskan, kadar gula dalam tubuh memiliki peran penting saat seseorang berpuasa, sebab hal itu dapat membuat seseorang mempertahankan energi menjelang buka puasa.
Namun, cara yang dilakukan bukan dengan mengonsumsi karbohidrat berlebih, melainkan mengonsumsi makanan yang mengandung serat.