Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Kerusuhan Mei 1998, Bagaimana Kronologinya?

Kompas.com - 13/05/2020, 09:29 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Situasi memprihatinkan terlihat di parkiran mobil yang terletak di belakang gedung Mal Ciputra. Area ini biasa digunakan sebagai tempat parkir mahasiswa Trisakti maupun Tarumanegara.

Baca juga: Selain Hasilkan Zat Kimia Berbahaya Jika Dibakar, Ini Ancaman Limbah Plastik

Sekitar 15 mobil hangus terbakar dan sembilan lainnya hancur total. Isi mobil telah dijarah terlebih dahulu oleh massa sebelum dihancurkan.

Massa juga membakar sebuah bus yang berada di area parkir. Buku-buku kuliah, diktat, tanda identitas mahasiswa tampak berserakan di antara bangkai mobil.

Di lintasan kiri maupun kanan Daan Mogot, kaca-kaca gedung hancur berantakan. Tiga kios yang berada di pompa bensin hangus terbakar.

Di area parkir PT Putra Surya Multidana, enam mobil dibakar dan satu dirusak. Hotel Daan Jaya hangus terbakar dan kobaran apinya mulai menyentuh ke gedung di belakangnya, yaitu sebuah diskotek.

Gedung BCA, rumah bilyar, dan sejumlah gedung yang berada di jajarannya ikut jadi korban amukan massa.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tembok Berlin Dirobohkan Massa

3. Sekitar pukul 13.00 WIB

Mahasiswa Universitas Trisakti berkonvoi melewati Jalan Medan Merdeka Barat menuju depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/5/2015). Aksi ini untuk memperingati 17 tahun tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang menelan korban empat orang mahasiswa Trisakti saat memperjuangkan reformasi.KOMPAS.COM / RODERICK ADRIAN MOZES Mahasiswa Universitas Trisakti berkonvoi melewati Jalan Medan Merdeka Barat menuju depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/5/2015). Aksi ini untuk memperingati 17 tahun tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang menelan korban empat orang mahasiswa Trisakti saat memperjuangkan reformasi.

Ratusan mahasiswa Unika Atma Jaya menggelar aksi keprihatinan dan duka cita bagi para mahasiswa korban Tragedi Trisakti.

Aksi ini disambut ratusan pegawai yang berkantor di depan kampus Unika Atma Jaya dan warga yang tinggal di kawasan Benhil dan seputar kampus.

Gabungan pegawai dan warga itu berdiri di depan Gedung BRI I dan II, yang berhadapan dengan Kampus Unika Atma Jaya.

Puluhan aparat keamanan dari Polri membubarkan kerumunan warga, yang disambut lemparan batu.

Gas air mata ditembakkan dan aparat pun mengejar orang-orang yang dicurigai melakukan pelemparan. Akibatnya, para pegawai berlarian masuk kantor kembali.

Namun konsentrasi warga tetap terbentuk di depan Gedung BRI I dan II. Sementara itu, di pertigaan jalan di depan pertokoan Benhil, massa yang berkumpul melempari polisi dengan batu.

Baca juga: Mengenal Gas Air Mata, Kandungan hingga Tips Mengurangi Dampaknya

4. Sekitar pukul 15.30 WIB

Kerusuhan massa yang diwarnai aksi perusakan dan pembakaran bangunan dan kendaraan bermotor melanda Jakarta, Rabu (13/5/1998). Kerusuhan bermula dari kawasan di sekitar Kampus Trisakti, Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa, Jalan S Parman. Menjelang sore aksi perusakan dan pembakaran meluas ke kawasan Bendungan Hilir, Kedoya, Jembatan Besi, Bandengan Selatan, Tubagus Angke, Semanan, Kosambi. Perusakan dan pembakaran tak terhindarkan, sehingga langit Jakarta menjadi kelabu penuh asap. Api berkobar ketika sebuah truk sampah jadi sasaran pembakaran oleh para perusuh di Jakarta.Kompas/Arbain Rambey Kerusuhan massa yang diwarnai aksi perusakan dan pembakaran bangunan dan kendaraan bermotor melanda Jakarta, Rabu (13/5/1998). Kerusuhan bermula dari kawasan di sekitar Kampus Trisakti, Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa, Jalan S Parman. Menjelang sore aksi perusakan dan pembakaran meluas ke kawasan Bendungan Hilir, Kedoya, Jembatan Besi, Bandengan Selatan, Tubagus Angke, Semanan, Kosambi. Perusakan dan pembakaran tak terhindarkan, sehingga langit Jakarta menjadi kelabu penuh asap. Api berkobar ketika sebuah truk sampah jadi sasaran pembakaran oleh para perusuh di Jakarta.

Tiga helikopter terbang rendah dan berputar-putar meminta agar massa yang berada di kawasan Daan Mogot tidak berkerumun dan pulang ke rumah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com