Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona di India: 457 Polisi Positif Covid-19

Kompas.com - 08/05/2020, 19:04 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan polisi di India dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Hal ini meningkatkan kekhawatiran di negara itu, baik polisi maupun masyarakat.

Seperti diketahui, India telah menerapkan lockdown sejak 24 Maret 2020 untuk mencegah meluasnya penyebaran Covid-19, dan mengerahkan polisi untuk menertibkan warga mengikuti aturan penguncian.

Pada 3 Mei 2020, penguncian dilonggarkan.

Melansir India Today, 5 Mei 2020, jumlah pejabat polisi yang telah dinyatakan positif Covid-19 berjumlah 457 orang.  

Di Mumbai, seorang perwira polisi juga dites positif infeksi virus corona.

Melalui pelacakan kontak, beberapa stafnya juga ditemukan positif Covid-19. Namun, petugas itu tidak menunjukkan gejala.

Di Mumbai saja ada lebih dari 100 petugas kepolisian yang telah dinyatakan positif virus corona.

Baca juga: Viral Video Satpol PP Dibekali Rotan Seperti Polisi India, Ini Penjelasannya

Sementara, hasil tes untuk perwira dan staf polisi lainnya masih belum keluar hasilnya.

Polisi dari wilayah lain, seperti Dharavi dan Shahunagar juga dinyatakan positif Covid-19.

Dari ratusan polisi yang terinfeksi virus corona, empat orang meninggal dunia, yaitu tiga polisi dari Mumbai dan satu orang dari Pune. 

Channel News Asia, Rabu (6/5/2020), memberitakan, Menteri Kabinet Maharashtra Anil Deshmukh menyebutkan, pihaknya mempersiapkan ruang kontrol untuk menangani masalah kesehatan yang dihadapi polisi di Maharashtra.

Sementara itu, di Gujarat, sebanyak 155 polisi dan beberapa personel paramiliter telah terinfeksi corona.

Komisaris polisi utama di Gujarat, Ahmedabad, mengatakan, 95 anggota poilsi dan paramiliter menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca juga: India Batalkan Pesanan 500.000 Alat Tes Covid-19 dari China karena Cacat

Dengan banyaknya polisi yang terinfeksi, para polisi sejumlah wilayah memilih mengambil cuti dengan alasan takut terinfeksi.

"Patroli dan kontrol massa di daerah yang terkena dampak Covid-19 menjadi lebih berbahaya daripada memerangi para penjahat," kata seorang polisi Mumbai, Salunkhe.

Tidak mudah untuk melakukan lockdown di India, karena harus mengatur 1,34 miliar penduduk dengan kondisi ekonomi yang rata-rata rendah.

Saat awal penerapan lockdown, polisi melakukan tindakan tegas bahkan hingga memukuli pekerja migran yang mencoba naik ke bus kota saat akan kembali ke desanya.

Hingga Jumat (8/5/2020), berdasarkan peta John Hopkins University, ada 3.847.278 kasus virus corona atau Covid-19 di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 269.598 orang meninggal.

Sementara itu di India, terdapat 56.409 kasus dengan 1.890 orang di antaranya meninggal dunia.

Baca juga: Mudik Jalan Kaki Sejauh 321 Km Saat Lockdown, Bocah di India Meninggal Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan di KM Tol Jakarta-Cikampek, 2 Orang Luka-luka

Kronologi Kecelakaan di KM Tol Jakarta-Cikampek, 2 Orang Luka-luka

Tren
Benarkah Infus 'Whitening' Bisa Membahayakan Ginjal? Ini Kata Dokter

Benarkah Infus "Whitening" Bisa Membahayakan Ginjal? Ini Kata Dokter

Tren
Jam Berapa Pertandingan Thomas Cup 2024 Indonesia Vs India? Simak Jadwalnya

Jam Berapa Pertandingan Thomas Cup 2024 Indonesia Vs India? Simak Jadwalnya

Tren
Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?

Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?

Tren
Ini Alasan Pertamina Tidak Menaikkan Harga BBM Mei 2024

Ini Alasan Pertamina Tidak Menaikkan Harga BBM Mei 2024

Tren
Beredar Dugaan Penyalahgunaan Dana KIP Kuliah Undip, Status Penerima Bisa Dicabut

Beredar Dugaan Penyalahgunaan Dana KIP Kuliah Undip, Status Penerima Bisa Dicabut

Tren
Profil Wasit di Laga Indonesia Vs Irak, Sivakorn Pu-Udom Akan Jadi Asisten VAR

Profil Wasit di Laga Indonesia Vs Irak, Sivakorn Pu-Udom Akan Jadi Asisten VAR

Tren
Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Perbandingan Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP AKR per 1 Mei 2024

Tren
Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Melihat Tiga Jenis Artefak Indonesia Peninggalan Majapahit yang Dikembalikan AS

Tren
Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Sumur Tua Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Jerman, Simpan 'Harta Karun'

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Bandung, Ini Daerah yang Merasakan

Tren
Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Gempa Berkekuatan M 4,2 Guncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Tren
Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Berapa Kali BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Mengakses Layanan Rumah Sakit dalam Sehari?

Tren
Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum 'Ditelan' Everest

Mengintip Surat Terakhir George Mallory, Ditulis 100 Tahun Lalu Sebelum "Ditelan" Everest

Tren
Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Resmi, Inilah Harga BBM Pertamina per 1 Mei 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com