Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Jalan Kaki Sejauh 321 Km Saat Lockdown, Bocah di India Meninggal Dunia

Kompas.com - 22/04/2020, 07:48 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang gadis perempuan berusia 12 tahun di India, meninggal dunia setelah mudik dengan berjalan kaki sejauh 321 kilometer saat lockdown.

Gadis perempuan tersebut bernama Jamlo Madkam.

Seperti dilansir CNN, Selasa (21/4/2020), Jamlo meninggal dunia beberapa jam sebelum tiba di kampung halamannya.

Baca juga: Kisah Connie, Nenek 106 Tahun di Inggris yang Sembuh dari Covid-19...

Jamlo sendiri bekerja di ladang cabai di Desa Perur, kawasan selatan Negara Bagian Telangana.

Kebijakan lockdown seharusnya telah berakhir pada 14 April lalu, namun masa lockdown di India diperpanjang hingga Mei.

Pada 15 April, Jamlo bersama 11 orang lainnya, termasuk saudara iparnya, memulai perjalanan ke negara bagian asalnya, Chattisgarh di India tengah.

Baca juga: Diprediksi Akan Terjadi, Apa Itu Gelombang Kedua Virus Corona?

Diduga karena kelelahan

Para pekerja migran menunggu dalam antrean untuk menerima makanan gratis di luar stasiun kereta Howrah setelah Pemerintah India memerintahkan lockdown nasional untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Kolkata, India, Rabu (25/3/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/RUPAK DE CHO Para pekerja migran menunggu dalam antrean untuk menerima makanan gratis di luar stasiun kereta Howrah setelah Pemerintah India memerintahkan lockdown nasional untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Kolkata, India, Rabu (25/3/2020).

Kepala petugas kesehatan medis distrik asal Jamlo, Dr BR Pujari mengatakan, mereka memutuskan untuk berjalan pulang karena mereka tidak memiliki pekerjaan, dan tidak yakin kapan penguncian akan berakhir.

Setelah berjalan selama tiga hari, Jamlo meninggal dunia karena kelelahan sebelum bisa menginjakkan kaki di kampung halamannya.

"Mereka berjalan melalui daerah pegunungan untuk menghindari barikade polisi, selama tiga hari penuh," kata Pujari.

"Kami diberitahu bahwa Jamlo tidak makan apa pun pagi itu karena perutnya tidak enak dan sempat muntah. Kami menduga bahwa ada ketidakseimbangan elektrolit bersama dengan kelelahan menyebabkan kematiannya," lanjut dia.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Para pekerja migran bergantungan ke sebuah pintu bus yang bergerak saat mereka kembali ke desa mereka, saat diberlakukan lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Ghaziabad, pinggiran kota New Delhi, India, Minggu (29/3/2020).ANTARA FOTO/REUTERS/ADNAN ABIDI Para pekerja migran bergantungan ke sebuah pintu bus yang bergerak saat mereka kembali ke desa mereka, saat diberlakukan lockdown nasional selama 21 hari untuk membatasi penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Ghaziabad, pinggiran kota New Delhi, India, Minggu (29/3/2020).

Sisa 11 orang lainnya yang juga turut dalam perjalanan tersebut, telah dikarantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari.

Selain itu, sampel darah mereka telah dikirim untuk dilakukan pengujian. Laporan postmortem Jamlo menunjukkan bahwa dia tidak terinfeksi virus corona.

Seperti diketahui, pemerintah India melakukan lockdown secara nasional sejak 25 Maret lalu guna menekan penyebaran virus corona di negara tersebut.

Di lain sisi, hal tersebut juga membawa dampak negatif terhadap sejumlah perantau yang mencari nafkah di kota besar.

Begitu lockdown diberlakukan, ribuan pekerja berusaha untuk berjalan pulang karena mereka dibiarkan tanpa pekerjaan dan sarana transportasi untuk pulang ke rumah.

Baca juga: Kesenjangan Sosial dan Beragam Kisah Lockdown di India akibat Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Viral, Video Semburan Lumpur Disertai Gas di Sebuah Kamar Kota Demak, Apa Penyebabnya?

Viral, Video Semburan Lumpur Disertai Gas di Sebuah Kamar Kota Demak, Apa Penyebabnya?

Tren
Kusni Kasdut, Penjahat Legendaris Indonesia

Kusni Kasdut, Penjahat Legendaris Indonesia

Tren
Ramai soal Ayah Tidak Nafkahi Anak Bisa Dipenjara 5 Tahun dan Didenda Rp 100 Juta, Ini Kata Pakar Hukum

Ramai soal Ayah Tidak Nafkahi Anak Bisa Dipenjara 5 Tahun dan Didenda Rp 100 Juta, Ini Kata Pakar Hukum

Tren
Kronologi WNI Meninggal di Kota Toyama Jepang Usai Jatuh Setinggi 12 Meter, Ini Kata Kemenlu

Kronologi WNI Meninggal di Kota Toyama Jepang Usai Jatuh Setinggi 12 Meter, Ini Kata Kemenlu

Tren
Ramai soal Muncul Lingkaran Biru di Citra Radar Pengamatan Cuaca Wilayah Sidoarjo, Apa Itu?

Ramai soal Muncul Lingkaran Biru di Citra Radar Pengamatan Cuaca Wilayah Sidoarjo, Apa Itu?

Tren
Daftar Harga Tiket Konser NCT 127 Neo City-The Unity Jakarta 2024

Daftar Harga Tiket Konser NCT 127 Neo City-The Unity Jakarta 2024

Tren
Daftar Lengkap 27 Negara Uni Eropa

Daftar Lengkap 27 Negara Uni Eropa

Tren
OJK Ungkap Daftar 173 Pinjol Ilegal per 1 Desember 2023, Cek Sekarang

OJK Ungkap Daftar 173 Pinjol Ilegal per 1 Desember 2023, Cek Sekarang

Tren
Kilas Balik Kasus E-KTP Setya Novanto, Kembali Disorot Usai Pernyataan Eks Ketua KPK

Kilas Balik Kasus E-KTP Setya Novanto, Kembali Disorot Usai Pernyataan Eks Ketua KPK

Tren
Kimia Farma Buka Lowongan Kerja bagi D3-S1, Simak Cara Pendaftarannya

Kimia Farma Buka Lowongan Kerja bagi D3-S1, Simak Cara Pendaftarannya

Tren
3 Cara Membuat Centang di Microsoft Word dengan Mudah dan Cepat

3 Cara Membuat Centang di Microsoft Word dengan Mudah dan Cepat

Tren
Resmi, UMK Jatim 2024 dari Tertinggi hingga Terendah

Resmi, UMK Jatim 2024 dari Tertinggi hingga Terendah

Tren
Ini Tarif Promo dan Jadwal Kereta Cepat Whoosh Desember 2023, Ada 48 Perjalanan

Ini Tarif Promo dan Jadwal Kereta Cepat Whoosh Desember 2023, Ada 48 Perjalanan

Tren
Dibuka 11 Desember 2023, Ini Syarat dan Gaji Anggota KPPS Pemilu 2024

Dibuka 11 Desember 2023, Ini Syarat dan Gaji Anggota KPPS Pemilu 2024

Tren
Uang Logam Rp 1.000 Kelapa Sawit dan Rp 500 Melati Tak Berlaku Mulai Hari Ini, Simak Cara Tukarnya!

Uang Logam Rp 1.000 Kelapa Sawit dan Rp 500 Melati Tak Berlaku Mulai Hari Ini, Simak Cara Tukarnya!

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com