Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesepuh Sebut Karma Baik, Apa Penjelasan Rendahnya Kasus Covid-19 di Bali?

Kompas.com - 03/05/2020, 15:20 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dia juga menyebut masakan tradisional masyarakat Bali banyak terbuat dari bahan-bahan herbal yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Sementara dari perspektif medis, Ahli Epidemiologi dari Universitas Padjadjaran, Dr. Panji Hadisoemarto tidak menampik imunitas masyarakat Bali berperan besar dalam menahan persebaran penyakit di pulau itu.

"Ketika Covid-19 pertama kali diidentifikasi di Wuhan, saya pikir Bali akan menjadi salah satu tempat pertama yang terkena dampak paling parah, karena semua turis China (ada di sana)," kata Panji.

"Saya salah, dan saya mulai mempertanyakan asumsi di balik model-model ini karena laju penularannya jauh lebih rendah dari yang diperkirakan. Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah, apakah ini benar atau hanya pelaporan yang kurang valid?" lanjutnya.

Diketahui, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling sedikit melakukan pengujian sampel untuk melacak keberadaan virus di tengah warganya.

Baca juga: Benarkah Bali Miliki Kekebalan Misterius terhadap Virus Corona? Ini Penjelasan Ahli

Tak ada tanda-tanda darurat kesehatan

Di Rumah Sakit Universitas Udayana, Aljazeera yang melakukan kunjungan pekan lalu tidak menemukan keberadaan pasien yang berada di luar ruang perawatan.

Pun di RS Sanglah, rumah sakit terbesar di pulau itu, ada 9 orang terlihat menunggu namun semuanya tidak menunjukkan gejala-gejala penderita Covid-19 seperti batuk kering.

Sementara itu, penggali kubur di Pemakaman Muslim Kampung Jawa dan Krematorium Taman Mumbul, salah satu pemakaman terbesar di Bali mengatakan mereka tidak lebih sibuk dari biasanya, walaupun pandemi sudah dimulai.

Kesalahan diagnosis

Ilustrasi: Desa Adat Baliblog.villa-bali.com Ilustrasi: Desa Adat Bali

Meskipun demikian, Panji mengatakan ada dua kemungkinan yang bisa menjawab pertanyaan itu.

Pertama, bisa jadi karena memang benar tidak terjadi penularan di sana. Atau yang kedua, karena banyaknya masyarakat yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala berarti.

"Apakah itu ada hubungannya dengan gen, gaya hidup di Bali atau bagaimana virus berperilaku di daerah tropis?" kata Panji.

Baca juga: Update Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, dan Kalsel 2 Mei 2020

Sementara itu, Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dr. Dicky Budiman mempercayai sebenarnya jumlah kasus Covid-19 di Bali jauh lebih tinggi dari perhitungan resmi yang dipublikasikan.

Kasus-kasus itu tidak terdeteksi, akibat minimnya pengujian dan pelaporan kondisi ke petugas medis. Kultur adat di sana memengaruhi ini, mereka masih banyak melakukan penyembuhan secara tradisional menggunakan bahan herbal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com