Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru Mengajar Lewat Online: Terkendala Fasilitas hingga Ditinggal Mabar Siswa

Kompas.com - 13/04/2020, 18:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Selain masalah fasilitas saat pembelajaran online, Efendi juga merasakan pengalaman berbeda mengajar di kelas dan harus melalui online. Salah satunya mengenai kehadiran muridnya. 

"Kalau jadwal pagi biasanya dari 32 anak, yang respons untuk belajar online di grup WA sekitar 5 anak. Yang lain jika ditanya. 'Pada kemana anak-anak?' Jawabnya 'ada yang mabar dan ada yang belum bangun pak'," kata dia menceritakan. 

Selain itu jika diajak nonton video pendek atau buka situs untuk bahan belajar, sejumlah siswa juga mengeluh. Siswanya beralasan paket internet yang mereka miliki hanya paket internet untuk chatting saja.

"Ada juga anak yang biasanya diem di kelas ini tiba-tiba saat belajar online aktif terus. Setelah dicek ternyata yang pegang hape ternyata orangtuanya. Ya namanya anak-anak sekolah di pinggiran lucu-lucu tingkahnya. Yang penting mereka tetep belajar dan tidak stress agar imunnya tidak menurun," ungkap dia. 

Sementara mengenai belajar dengan menonton TVRI, di kelasnya pada pagi hari belajar online mata pelajaran. Kemudian pada siang hari, anak-anak didampingi wali kelas melihat  TVRI membahas materi yang disampaikan. 

"Tetap kuota internet yang berat, soalnya kalau bahas materi tetap online minimal menggunakan WA," jawabnya. 

Memilih WhatsApp

Sementara itu, seorang guru di MAN 1 Klaten, Nurul Aini mengaku diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan pembelajaran jarak jauh.

"Ada yang pakai e-learning dari Kemenag, ada yang pakai Google Classroom. Saya lebih memilih grup WhatsApp karena siswa lebih mudah dikondisikan," kata Aini kepada Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Minimnya fasilitas pembelajaran, seperti gawai, laptop, dan sinyal internat menjadi alasan lain mengapai Aini memilih pembelajaran melalui WhatsApp.

Baca juga: TVRI dan Tantangan Program Belajar dari Rumah Kemendikbud

Kondisi berbeda dirasakan oleh Inas Nur Rasyidah, seorang guru di MIN 14 Al Azhar Asy Syarif, Jakarta Selatan.

Pembelajaran berbasis daring yang biasa diterapkan sekolahnya membuat proses pembelajaran dari rumah tak menemui kendala berarti.

"Tugas-tugas tambahan pun kami share lewat grup WhatsApp yang berisi wali murid per kelasnya," kata Inas saat dihubungi.

Selain itu, sekolah juga memberikan aplikasi latihan soal berbasis daring yang bisa diakses melalui gawai atau laptop masing-masing.

Rindu suasana kelas

Kendati demikian, Inas mengaku rindu akan suasana belajar di kelas dengan segala tingkah laku siswanya.

"Saya merasakan rindu mengajar di sekolah. Bisa berinteraksi langsung atau tatap muka dengan siswa. Bisa mengawasi langsung perkembangan siswa," kata Inas.

"Karena pada dasarnya kami guru bukan hanya mengajar, tapi juga mendidik siswa," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Bukan Mei 2024, Ini Badai Matahari Terkuat yang Pernah Tercatat dalam Sejarah

Tren
Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Benarkah Minum Vitamin Sebelum Makan Picu Mual dan Muntah? Ini Kata Guru Besar UGM

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 15-16 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

[POPULER TREN] Potensi Cuaca Ekstrem 14-15 Mei | Dampak Berhenti Minum Teh Sebulan

Tren
Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai 'Juara'

Saat Real Madrid Daftar Jadi Polisi, Tak Ingin Menyerah sampai "Juara"

Tren
NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot

Tren
Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Pasien Pertama Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal Dunia, Sempat Bertahan Hidup 2 Bulan

Tren
Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Peneliti Ungkap Ras Kucing yang Miliki Harapan Hidup Paling Lama, Jenis Apa?

Tren
Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Bagaimana Nasib Uang Nasabah Paytren Pasca Ditutup? Ini Kata Yusuf Mansur

Tren
Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Jaringan Sempat Eror Disebut Bikin Layanan Terhambat, BPJS Kesehatan: Tetap Bisa Dilayani

Tren
Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Seekor Kucing Mati Setelah Diberi Obat Scabies Semprot, Ini Kronologi dan Penjelasan Dokter Hewan

Tren
Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini 'Tersapu' oleh Alam

Riwayat Kafe Xakapa di Lembah Anai, Tak Berizin dan Salahi Aturan, Kini "Tersapu" oleh Alam

Tren
Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Video Viral Detik-detik Petugas Damkar Tertabrak hingga Kolong Mobil

Tren
Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Izin Paytren Aset Manajemen Dicabut OJK, Ini Alasannya

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Kemenkes Sebut KRIS Sudah Bisa Diterapkan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com