Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capai 1 Juta Kasus, Bagaimana Virus Corona Menyebar ke Seluruh Dunia?

Kompas.com - 04/04/2020, 09:01 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Perancis melaporkan kematian pertama pada 14 Februari dan menjadikan pertanda virus itu masuk ke Eropa.

Italia menjadi pusat wabah Eropa setelah virus itu menguasai wilayah utara negara pada pertengahan Februari. Kota-kota di Italia lockdown sejak 22 Februari dan berlaku nasional pada 9 Maret.

Negara tetangganya, Spanyol, kemudian muncul sebagai pemilik jumlah kematian tertinggi kedua di dunia. Keadaan darurat diumumkan pada 14 Maret.

Baca juga: Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Meluas ke Amerika

AS melaporkan kematian Covid-19 pertamanya pada 29 Februari, tetapi deteksi rendah selama beberapa waktu karena tingkat pengujian yang rendah.

Pada pertengahan Maret superstar Hollywood Tom Hanks terinfeksi virus corona. WHO tak lama kemudian secara resmi menyatakan pandemi.

Presiden AS Donald Trump menyatakan darurat nasional pada 13 Maret.

Setelah pengujian diperluas, kasus di AS melonjak dan Negara Bagian New York menjadi pusat wabah atau episentrum selanjutnya.

Pada 30 Maret kasus yang dilaporkan melebihi provinsi Hubei, China. Saat itu rumah sakit di New York melaporkan kekurangan peralatan penting seperti ventilator, APD, dan peralatan lain.

Baca juga: Saat AS Alami Lonjakan Kasus dan Kematian akibat Virus Corona...

Gelombang ketakutan kedua

Seorang warga sedang dicek suhu tubuh menggunakan senjata termometer saat memasuki supermarket di Shanghai, China.AFP Seorang warga sedang dicek suhu tubuh menggunakan senjata termometer saat memasuki supermarket di Shanghai, China.

China melaporkan tidak ada kasus baru yang ditemukan pada 19 Maret. Namun kekhawatiran datang dari imported case atau kasus dari orang yang baru masuk ke negara tersebut.

India melakukan lockdown nasional yang terbesar di dunia. Lebih dari 1,3 miliar orang terkunci.

Epidemiolog mengatakan bahkan setelah negara-negara memberantas wabah pertama mereka, virus itu kemungkinan akan kembali dalam gelombang-gelombang selanjutnya seperti pandemi flu 1918.

Hal yang membuat kekhawatiran bahwa epidemi akan berlajnut beberapa bulan mendatang adalah adanya sekelompok orang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali dan kemungkinan akan menyebarkan virus ke orang lain.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta, Berikut 5 Negara dengan Jumlah Kasus Corona Terbanyak

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Panggung Kampanye Capres di Meksiko Roboh, 9 Orang Meninggal dan Puluhan Luka-luka

Tren
Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Matahari Tepat di Atas Kabah 27 Mei, Ini Cara Meluruskan Kiblat Masjid

Tren
Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Kisah Pilu Simpanse yang Berduka, Gendong Sang Bayi yang Mati Selama Berbulan-bulan

Tren
Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Bobot dan Nilai Minimum Tes Online 2 Rekrutmen BUMN 2024, Ada Tes Bahasa Inggris

Tren
6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

6 Artis yang Masuk Bursa Pilkada 2024, Ada Ahmad Dhani dan Raffi Ahmad

Tren
7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

7 Dokumen Syarat Pendaftaran CPNS 2024 yang Wajib Disiapkan

Tren
Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Kelompok yang Boleh dan Tidak Boleh Beli Elpiji 3 Kg, Siapa Saja?

Tren
Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Jarang Diketahui, Ini Manfaat dan Efek Samping Minum Teh Susu Setiap Hari

Tren
Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak...

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com