Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Akan Uji Coba Vaksin BCG untuk Lindungi Pekerja Medis dari Infeksi Virus Corona

Kompas.com - 02/04/2020, 13:02 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Australia akan mengujicobakan penggunaan vaksin BCG sebagai upaya perlindungan para tenaga medis di garis depan dari terinfeksi virus corona.

Melansir The Sydney Morning Herald, pekan ini sekitar 4.000 orang tenaga medis yang direkrut dari seluruh rumah sakit Australia akan menjalani uji coba.

Tindakan ini telah disetujui WHO. Sebanyak 2.000 dari 4.000 orang tenaga medis itu akan diberikan vaksin BCG.

Setelah divaksin, kondisi kesehatan mereka akan dipantau melalui aplikasi selama 6 bulan. Selanjutnya, akan dibandingkan kondisi antara mereka yang diberikan vaksin dan yang tidak mendapatkannya. 

"Kami akan memantau mereka untuk Covid-19 dan yang lebih penting, tingkat keparahan penyakit yang mereka derita jika mereka terinfeksi," kata Profesor Nigel Curtis, Pemimpin Studi Kelompok Penyakit Menular, di Murdoch Children's Research Institute.

Baca juga: Jubir Pemerintah: Saat ini Belum Ada Obat dan Vaksin untuk Sembuhkan Covid-19

BCG, yang merupakan singkatan dari Baclle Calmette-Guerin, merupakan vaksin yang telah berusia seabad.

Selama ini, vaksin ini digunakan untuk mencegah TBC. Vaksin ini pertama kali digunakan untuk mencegah bayi terserang TBC pada 1921.

Pengumuman mengenai upaya uji coba penggunaan vaksin BCG ini muncul dua hari setelah pihak berwenang mengungkapkan ada empat petugas kesehatan di sebuah Rumah Sakit Melbourne dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Hal ini memicu kekhawatiran akan lebih banyak petugas medis yang terpapar saat jumlah kasus di Australia diperkirakan akan mendekati puncak pandemi pada Mei atau Juni 2020.

Kekhawatiran terhadap para pekerja medis yang berada di garis depan juga menjadi perhatian akibat kurangnya alat pelindung diri seperti masker, pakaian pelindung, dan sarung tangan.

Para petugas medis memiliki risiko tinggi terpapar virus corona karena interaksinya dengan pasien.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Corona Sudah Sampai Mana?

Melatih sistem kekebalan tubuh

Vaksin BCG sendiri tidak dapat melindungi dari virus.

Akan tetapi, peneliti menilai, vaksin ini memiliki kemampuan untuk melatih sistem kekebalan tubuh dalam merespons infeksi baru menjadi lebih kuat.

Respons itu termasuk melawan penyakit pernapasan dan diharapkan mampu mengurangi parahnya gejala akibat Covid-19.

"Vaksin ini memiliki sifat luar biasa dan lebih dari sekadar melindungi terhadap TBC. Ini sebelumnya memiliki efek yang tidak dikenal pada sistem kekebalan tubuh yang sebenarnya dapat meningkatkan dan memungkinkannya untuk melindungi terhadap berbagai infeksi yang berbeda," kata Profesor Curtis.

Menurut dia, vaksin BCG mengaktifkan kekebalan bawaan. Hal ini akan membuat proses respons terhadap penyakit lebih cepat.

Profesor Curtis juga mengatakan, BCG selama ini diketahui memiliki sedikit efek samping maupun risiko medis.

Yang paling signifikan adalah bekas luka kecil di lengan atas yang menjadi tempat vaksin disuntikkan.

Menurut dia, vaksin BCG juga tak akan menghalangi manfaat obat anti-virus lain yang sedang diuji coba untuk mengobati Covid-19.

Baca juga: Berikut 14 Vaksin Virus Corona yang Memasuki Tahap Uji Coba

Uji coba di Belanda, Inggris, dan Yunani

Sementara itu, melansir Forbes, sebuah studi yang sama dengan skala besar juga tegah direncanakan.

Studi ini melibatkan pasien yang lebih tua dan petugas kesehatan di beberapa rumah sakit di Belanda, Inggris, dan Yunani.

Vaksin VPN1002 yang dikembangkan oleh ilmuwan Institut Max Planck yang dibuat berdasarkan vaksin BCG juga akan segera diuji coba di Jerman.

VPM1002 terbukti melindugi saluran pernapasan tikus dari infeksi virus.

"Sudah ada sejarah panjang tentang laporan BCG yang menghasilkan serangkaian respons kekebalan yang bermanfaat. Misalnya, sebuah penelitian di Guinea-Bissau menemukan bahwa anak-anak yang divaksinasi dengan BCG diamati memiliki penurunan 50 persen dalam keseluruhan kematian. Hal ini dikaitkan dengan efek vaksin pada pengurangan infeksi pernapasan dan sepsis," kata Dr. Gonzalo Otazu dari Institut Teknologi New York, Fakultas Kedokteran Osteopatik.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: 4 Perusahaan AS Siapkan Vaksin Corona

Meski demikian, tinjauan WHO tahun 2014, menyebutkan, kemampuan BCG dalam mengurangi kematian secara keseluruhan memiliki kepercayaan yang sangat rendah.

Akan tetapi, para peneliti tetap berharap bahwa BCG bisa menjadi jembatan yang mampu menekan dampak keseluruhan pandemi hingga ada vaksin yang siap digunakan.

Otazu juga telah bekerja sama dengan para peneliti lain untuk melihat kemungkinan korelasi antara kebijakan vaksinasi BCG nasional dengan dampak Covid-19 dalam suatu negara.

"Kami menemukan bahwa ada pengurangan jumlah kematian yang dikaitkan dengan Covid-19 per juta penduduk di negara-negara yang memiliki vaksinasi BCG universal (biasanya saat lahir) dibandingkan dengan negara-negara yang tidak pernah membuat kebijakan seperti itu," kata dia.

Dari pengamatan yang ia lakukan, semakin awal penetapan kebijakan tersebut, menghasilkan pengurangan angka kematian.

Hasil tersebut juga menunjukkan kekonsistenan dengan perlindungan populasi lansia yang lebih parah terkena dampak Covid-19.

Ia mencontohkan Italia dan Amerika Serikat yang tidak menerapkan kebijakan vaksinasi BCG menjadi negara yang parah dilanda pandemi.

Meski demikian, pengamatan ini tidak bisa disimpulkan pengaruh vaksin BCG terhadap Covid-19.

Menurut Otazu, vaksin BCG tidak sepenuhnya bisa membantu semua orang.

“Ini tidak dianjurkan untuk orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau wanita hamil. Kita harus tahu lebih banyak tentang betapa bermanfaatnya bagi kita semua hanya dalam beberapa bulan,” kata dia.

Baca juga: Kapan Vaksin Corona atau Covid-19 Siap Diedarkan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kenali Gejala Awal Terinfeksi Virus Corona dari Hari ke Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com