Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien yang Sembuh dari Corona Bisa Jadi Kebal asalkan Memenuhi Syarat

Kompas.com - 26/03/2020, 16:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di berbagai belahan dunia terus meluas. Hingga Kamis (26/3/2020) pagi, tercatat 198 negara mengonfirmasi kasus positif Covid-19.

Sementara, jumlah kasus yang terkonfirmasi sebanyak 467.520.

Jumlah orang yang meninggal dunia sebanyak 21.174 dan 113.808 pasien sembuh.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

Berbicara mengenai pasien yang sembuh, banyak yang bertanya-tanya apakah mereka yang telah sembuh dari Covid-19 menjadi kebal terhadap virus corona.

 

Dilansir dari New York Times, jawabannya adalah benar, asalkan telah memenuhi syarat. Hal itu penting karena ada beberapa alasan.

Misalnya, orang yang dikonfirmasi telah sembuh dan kebal, bisa pergi dari rumah mereka dan membantu menopang tenaga kerja sampai vaksin menjadi tersedia.

Secara khusus, petugas kesehatan yang diketahui kebal dapat terus merawat yang sakit parah.

Menumbuhkan kekebalan dalam komunitas juga merupakan cara mengakhiri pandemik ini.

Dengan semakin sedikit orang yang terinfeksi, virus corona akan kehilangan pijakannya dan bahkan warga yang paling rentan pun menjadi lebih terisolasi dari ancaman tersebut.

Baca juga: Mengapa Angka Kematian di Italia akibat Corona Tertinggi di Dunia?

Kekebalan jadi obat dini

Ilustrasi Covid-19Shutterstock Ilustrasi Covid-19

Kekebalan juga dapat menjadi pengobatan dini. Antibodi yang dikumpulkan dari tubuh mereka yang telah pulih dapat digunakan untuk membantu mereka yang berjuang melawan Covid-19.

Pada Selasa (24/3/2020), Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui penggunaan plasma dari pasien yang pulih untuk mengobati beberapa kasus parah.

Sehari sebelumnya, Gubernur Andrew M. Cuomo mengumumkan bahwa New York akan menjadi negara pertama yang mulai menguji serum dari orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 untuk mengobati mereka yang sakit parah.

"Ini adalah uji coba untuk orang-orang yang berada dalam kondisi serius, tetapi Departemen Kesehatan Negara Bagian New York telah mengerjakan hal ini dengan beberapa agen perawatan kesehatan terbaik New York, dan kami pikir itu menunjukkan hasil," kata Cuomo.

Garis pertahanan pertama tubuh terhadap virus menular adalah antibodi yang disebut imunoglobulin M.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com